KepalaBidang Produksi Padi dan Palawija, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya, Heti Heryati mengatakan, di saat musim hujan petani menghadapi masalah banjir, longsor, hama dan penyakit tanaman. Sebab, hama dan penyakit tanaman lebih banyak di musim hujan daripada musim kemarau.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dampak musim kemarau bagi petani padi Musim kemarau berkepanjangan berdampak pada sektor pertanian. Kurang nya pasokan air yang minim mengakibatkan kurangnya pertumbuhan dan mutu pada merupakan kebutuhan pokok semua mahluk hidup untuk tanaman air di butuhkan sebagai penguapan air dari permukaan daun tumbuhan dan sebagai pengangkut dan pelarut unsur hara dalam tanah Kekeringan mendera mengakibatkan Tanaman tidak tumbuh segar dan tidak menghasilkan produksi yang baik, keadaan ini mengancam produksi pertanian dan mengakibatkan gagal di pengaruhi oleh faktor suhu,ujan, angin, kelembapan udara dan waktu. Cara mengatasinya yaitu dengan cara memperbanyak pembuatan sumur atau waduk untuk menyimpan cadangan air, pada lahan yg kekeringan di beri bahan organik Tanah mempunyai kapasitas untuk menyimpan air di dalam jejaring rongganya. Durasi penyimpanan air pada rongga atau pori tanah ini ditentukan oleh ukuran pori tersebut. Semakin besar ukurannya maka semakin banyak air yang dapat tersimpan tapi sangat mudah untuk hilang melalui gaya gravitasi bumi. Kemampuan tanah menyimpan air lebih lama dan banyak akan meningkat pada tanah yang permukaannya tertutup rapat dan memiliki bahan organik tanah yang tinggi. Bahan organik tanah berasal dari sisa tanaman dan organisme lainnya yang sudah,sedang atau baru mengalami dekomposisi, terdiri dari humus dan non humus. Bahan organik tanah mempunyai kemampuan mengikat air. Kekurangan bahan organik membuat permukaan tanah menjadi lemah saat didera butiran hujan. Air tidak bisa masuk dan tersimpan dalam tanah dan malah menjadi air limpasan. Saat kering, tanah dengan cepat kehilangan air. Meningkatkan bahan organik melalui pengembalian sisa tanaman dan pemberian kompos merupakan salah satu jalan untuk membuat tanah lebih banyak menyimpan air. . Kita tidak berharap bahwa kekeringan kali ini berkepanjangan sehingga mengancam persediaan pasokan pangan dan hasil pertanian. Lihat Nature Selengkapnya Musimkemarau bukan berarti tidak ada aktivitas menanam padi. Di Bekasi, Jawa Barat, sejumlah petani masih bisa menanam padi meski sebagian wilayah di Indonesia kekeringan akibat kemarau panjang. Cianjur - Meski bulan ini masih sering turun hujan, para petani diingatkan tidak salah perhitungan memutuskan jenis tanaman yang akan mereka tanam di lahan tadah hujan. Peringatan di atas disampaikan oleh Mentan Anton Apriantono di sela-sela panen padi SRI Organik pagi ini di desa Bobojong, Cianjur, Jawa Barat, Senin 30/7/2007. "Memang kemarau tahun ini basah, Juni masih hujan. Tapi pada Juli mulai berkurang, Agustus apalagi. Kita harap masyarakat paham di musim kemarau sawah tadah hujan jangan tanami padi, tapi palawija," kata menaman padi di sawah hujan pada musim kemarau, sangat rawan ancaman kekeringan. Tapi akan berbeda hasilnya bila palawija yang ditanam. Pemerintah sendiri saat ini tengah melaksanakan berbagai langkah guna antisipasi kekegalan panen akibat kekeringan. Langkah jangka pendek adalah penyedian air di lokasi-lokasi kekeringan. Meski kemarau tahun ini diperkirakan lebih panjang dibanding tahun lalu, mentan tetap optimistis hasil panen nasional akan dapat mendekati target penambahan 2 juta ton. Dasarnya adalah hasil penghitungan BPS per panen April 2007 sudah melampui total panen 2006. "Dibanding lima tahun terakhir, kemarau tahun ini masih tergolong normal," sambung Anton. lh/qom

Adapun menjelang musim kemarau tahun 2020 ini, baru 8 persen dari seluruh petani di sana yang memanfaatkan asuransi pertanian. "Di sejumlah daerah, peralihan ke musim kemarau mulai terasa, termasuk di Jawa Barat yang relatif dekat dengan Kebumen," kata Menteri Syahrul.

Citicen6, Pati Akibat musim kemarau yang berkepanjangan, tidak sedikit para petani yang tidak bisa melakukan kegiatan di area pertaniannya. Namun hal ini tidak berlaku bagi sebagian petani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Mereka masih bisa memetik hasil panen dari area persawahannya, bahkan sebagian bersiap untuk tanam padi kembali. Menurut Pemkab Pati, kondisi ini disebabkan karena sejak zaman penjajahan dulu, Pati dikenal sebagai daerah irigasi dengan struktur tanah yang subur. Ditambah lagi area persawahanya mendapat aliran dari kantong air irigasi. Sehingga ketika musim kemarau tiba, para petani di daerah ini masih bisa menanam dan memanen padi. Karena keistimewaan agrarisnya itu, Kabupaten Pati yang terdiri dari 21 Kecamatan, ditetapkan sebagai Lumbung Pangan di Jawa Tengah. Sesuai dengan semboyan kabupaten ini yang berbunyi, “Pati Bumi Mina Tani” atau Pati Bumi Gemah Ripah dari Hasil Pertanian dan Perikanan. Luas persawahan Kabupaten Pati sekitar Hektar. Sebagian besar tadah hujan, karena tidak mendapat aliran irigasi. Pemkab setempat mencatat, dampak kemarau ini disetiap kecamatan tak kurang 70 Hektar lahan sawah mengalami kekeringan. Heru Chris. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

BulanApril - Oktober yang seharusnya musim kemarau, kini malah rata-rata mengalami musim penghujan, sehingga perubahan waktu tanam petani sering berubah-ubah tidak lagi berpatokan pada musim tertentu. Salah satu penyebab hal tersebut terjadi karena pemanasan global ( global warming ).

Makassar ANTARA - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG telah memprediksi bahwa Indonesia akan menghadapi musim kemarau lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya, sehingga bencana kekeringan bisa mengancam sejumlah sektor kehidupan, seperti pertanian, kebakaran hutan, krisis air, hingga sejumlah penyakit yang muncul akibat perubahan cuaca ekstrem. BMKG juga memprediksi musim kemarau tahun 2023 tiba lebih awal dari sebelumnya. Maka berdasarkan analisis BMKG, saat ini sebesar 28 persen atau 194 zona musim wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Jika tiga tahun terakhir 2020-2022 kerap didapati hujan di musim kemarau, maka diprediksi hal tersebut tidak akan terjadi pada 2023 ini. Berdasarkan laman resmi BMKG, turunnya hujan di musim kemarau tiga tahun terakhir dipicu peristiwa La Nina yang mengakibatkan iklim basah. Namun pemantauan terbaru, suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menunjukkan bahwa saat ini intensitas La Nina terus melemah, dengan indeks pada awal Februari 2023 sebesar -0,61. Suhu muka air laut di Samudra Pasifik yang terus melemah mengarah pada El Nino pada Juni 2023 yang berakibat semakin menghangat kawasan tersebut. Peristiwa El Nino ini berlawanan dengan La Nina. El Nino adalah suatu fenomena di mana suhu permukaan laut SST di Samudera Pasifik mengalami peningkatan di atas kondisi normal. Peningkatan suhu ini menyebabkan pertumbuhan awan lebih tinggi di wilayah Samudera Pasifik tengah dan mengurangi jumlah curah hujan di Indonesia. BMKG telah memprediksi dampak El Nino mengakibatkan musim kemarau yang lebih ekstrem akan terjadi di berbagai wilayah Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Sulawesi Selatan yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan selat Makassar. Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Makassar, Hanafi Hamzah, mengemukakan bahwa intensitas hujan lebih sedikit itu karena masuk bulan Juli pengaruh El Nino akan semakin terasa. Di Sulawesi Selatan Sulsel, hal ini diprediksi berlangsung pada Juli hingga September. BMKG Makassar memprediksi selama tiga bulan Juli, Agustus, September tidak ada hujan di hampir seluruh wilayah Sulsel, termasuk area pegunungan, meski area ini tidak terlalu terdampak kekeringan. BMKG memprediksi pantai barat akan terdampak signifikan terhadap kekeringan ekstrem, mulai dari Kabupaten Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa sebagian, Takalar, Jeneponto dan Selayar. Kekeringan ekstrem di pantai barat juga dipastikan akan berpengaruh di area pantai timur yakni area Luwu Raya, Bone, Sinjai dan Bulukumba. Begitu pula bagian tengah yakni Kabupaten Soppeng, Bone dan Gowa sebagian. Ancaman kekeringan di 2023 ini akan sangat berpengaruh terhadap sektor pertanian dan berdampak pada ketahanan pangan Sulsel. Ilustrasi. Area persawahan di wilayah Gowa, Sulawesi Selatan. ANTARA/Nur Suhra Wardyah Pemetaan Kekeringan ekstrem yang diprediksi terjadi di musim kemarau tahun ini menjadi perhatian Pemprov Sulsel. Karena itu, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan TPH-Bun telah menyiapkan berbagai strategi guna menghadapi musim kemarau 2023. Sebagai salah satu daerah lumbung pangan di Indonesia, Dinas TPH BUN Sulsel telah menyiapkan sejumlah program antisipatif yang telah dan sedang berjalan saat ini. Program itu di antaranya pemetaan zona rawan kekeringan, manajemen air, pengaturan pola tanam, persiapan benih unggul hingga bantuan substitusi kepada petani jika terjadi gagal panen. Pada pemetaan di sektor pertanian, Dinas TPH BUN Sulsel telah menetapkan tiga kabupaten yang masuk kategori zona merah sebagai daerah yang diindikasi rawan dan sangat terdampak kekeringan. Tiga zona merah terhadap ancaman pertanian di musim kemarau tahun ini yaitu Kabupaten Bone, Soppeng dan Wajo. Kepala Dinas TPH BUN Sulsel Imran Jauzi menjelaskan, penetapan zona ini didasarkan pada data riwayat area pertanian 3 hingga 5 tahun yang lalu jika pernah mengalami kekeringan di musim kemarau. Utamanya dengan luas kekeringan lebih dari hektare. Penetapan zona merah di tiga wilayah ini terbilang sesuai dengan prediksi BMKG terhadap sejumlah daerah yang akan terdampak kekeringan. Kabupaten Bone dan Soppeng merupakan wilayah tengah yang juga diperkirakan terdampak El Nino, begitu pula Wajo, salah satu wilayah pantai barat. Pemetaan ini bukan berarti berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten tersebut, namun dikhususkan pada area pertanian yang telah melalui proses identifikasi dengan luas wilayah sekitar hektare. Sehingga dalam langkah-langkah antisipatif di tiga wilayah tersebut menjadi prioritas utama dalam mengatasi dampak kekeringan. Perubahan cuaca, sangat besar dampaknya terhadap sektor pertanian, sebab tidak hanya mengubah produktivitas, tetapi termasuk akan menimbulkan berbagai hama yang berakibat pada penyakit tanaman. Penyakit-penyakit tanaman yang baru akan bermunculan dan gerakan pengendalian harus segera dirancang. Manajemen air dan benih Setelah pemetaan dan penentuan dan zona rawan terdampak kekeringan, upaya lainnya mulai direalisasikan dalam menjaga ketahanan pangan Sulsel di musim kemarau yakni manajemen air dan benih, seperti penggunaan varietas-varietas yang lebih tahan kering. Pada manajemen air, Dinas TPH BUN Sulsel melakukan pengelolaan air yang didukung dengan berbagai perbaikan fasilitas penunjang, di antaranya membangun daerah-daerah irigasi dan merapikan kembali saluran-saluran irigasi khususnya pada wilayah tersier. Selain itu, dibangun embung untuk menampung air hujan yang akan dimanfaatkan pada musim kekeringan mendatang. Upaya lainnya, penggunaan sistem pompanisasi dan perbaikan perpipaan guna memaksimalkan penggunaan air. Air harus digunakan seoptimal mungkin dan mengusahakan agar tidak ada penggunaan air secara berlebihan pada aktivitas pertanian, termasuk dalam pola hidup sehari-hari. Langkah selanjutnya, mengatur pola tanam dan jarak tanam dengan mempercepat penanaman. Jika biasanya jarak tanam petani tiga pekan, maka diminta agar dipercepat menjadi dua pekan harus segera menanam. Hal tersebut guna memaksimalkan stok air yang masih memadai saat ini sebelum memasuki musim kemarau yang diprediksi oleh BMKG bahwa puncak kekeringan terjadi pada Agustus mendatang. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan TPH-Bun Sulawesi Selatan Imran Jauzi. ANTARA/Nur Suhra Wardyah Penggunaan benih yang bagus, dinilai menjadi langkah yang tepat dalam perbaikan hasil pertanian di tengah ancaman kekeringan. Sebab, kurangnya produktivitas pertanian akan tertutupi dengan hasil pertanian yang lebih berkualitas, sehingga mempengaruhi nilai jual dari berbagai komoditas pertanian. Pembagian benih gratis dinilai juga penting guna mengantisipasi kekeringan, karena kekeringan tidak saja bisa terjadi pada tanaman padi, tapi krisis pangan bisa terjadi pada komoditas pangan lainnya seperti jagung dan sorgum. Pemprov Sulsel sebelumnya telah merilis Program Mandiri Benih sejak 2022 sebagai terobosan untuk mendorong peningkatan produksi tanaman padi. Pada 2022 telah disalurkan sebanyak ton untuk hektare dengan jumlah penerima bantuan benih sebanyak keluarga petani. Program tersebut berhasil meningkatkan produksi pertanian dari tahun sebelumnya. Data statistik menunjukkan, produksi padi di Sulsel yakni 5,34 juta ton dan meningkat sebesar 4,92 persen ton dibanding tahun 2021 hanya sebesar 5,09 juta ton. Sementara pada tahun ini, Pemprov Sulsel kembali menyalurkan secara gratis bantuan benih padi sebanyak ton untuk luas lahan hektare . Selain benih padi, pada Mei 2023, juga disalurkan bantuan bibit perkebunan kakao 3,2 juta batang dan bibit mangga batang, durian batang, jeruk batang ke kabupaten/kota, serta bantuan pupuk dan alat produksi pertanian alsintan untuk para petani di sentra-sentra pengembangan pertanian. Gubernur Sulsel, Andi Sudirman, menegaskan bahwa strategi yang dicanangkan tersebut tidak hanya untuk menyokong ketahanan pangan di Sulsel, tapi juga guna mendukung ketahanan pangan nasional. Sulsel selama ini berkontribusi sekitar 25 persen terhadap pemenuhan kebutuhan beras Slamet Hadi Purnomo COPYRIGHT © ANTARA 2023 Selainmengimbau menanam tanaman dengan umur yang pendek, Yoga juga meminta agar para petani tidak menanam padi di wilayah yang jauh dari kawasan irigasi (daerah lahan tadah hujan). Hal tersebut dikarenakan padi merupakan tanaman dengan kebutuhan air yang tinggi, sehingga dikhawatirkan akan mengalami kekurangan air saat tidak ada hujan. BACA JUGA: Satu alasan mengapa petani menanam padi pada musim hujan adalah karena padi merupakan jenis tanaman yang butuh banyak air diawal akan ada banyak petani yang mulai menanam padi saat musim penghujan musim penghujan tersebut para petani akan terus berupaya untuk dapat melakukan pengelolahan lahan dan tanaman padi dengan sebaik mungkin. Tujuannya tidak lain untuk tingkatkan swasembada pangan dan tingkatkan perekonomian begitu lahan yang sudah ditanami bisa kembali demikian, untuk mendapatkan hasil panen yang berlimpah para petani tetap disarankan untuk memberikan kebutuhan pupuk dengan Petani Menanam Padi Pada Musim HujanCara Menanam Padi yang Baik dan BenarLahan untuk menanam padiProses pembibitanProses penanamanProses perawatanProses pemanenanSebenarnya ada banyak sekali alasan mengapa petani menanam padi pada musim hujan, salah satunya adalah karena ketika musim penghujan tiba air banyak, sehingga tanah pun jadi lebih mudah ditanami padi daripada saat musim pada saat para petani nekat akan menanam padi di musim kering, maka tanaman padi yang ditanam bisa dipastikan tidak akan tumbuh dengan baik, bahkan akan mati dengan lain kenapa hujan yang turun mulai dimanfaatkan petani untuk menanam padi adalah agar pada saat masa panen tiba padi tidak terendam oleh air hujan atau terlambat panen. Pada dasarnya syarat utama penanam padi yang baik adalah ketika musim penghujan dengan jenis tanaman lain, tanaman padi ini bisa tumbuh dengan baik pada curah hujan rata-rata 200 mm per bulan, atau curah hujan yang disarankan, yakni antara – mm per padi tentunya akan tumbuh dengan baik di temperatur 15 – 30 derajat dan dengan tingkat kelembapan berkisar 40-60%. Musim hujan membuat ketersediaan air cukup tinggi sehingga menjadi waktu yang tepat untuk proses penanaman tanaman itu, para petani juga diharap menanam padi pada saat ketersediaan sinar matahari tumbuh tanaman padi lainnya yang penting untuk diketahui para petani adalah media tanah yang akan untuk menanam padi ini memang sangat bervariasi dan semua itu juga bergantung pada iklim yang terjadi, mulai berdebu, berpasir, dan padi bisa tumbuh dengan baik, pastikan media tanahnya mengandung bahan organik, unsur hara, juga memiliki jenis tanah seperti latosol, grumosol, padsolik, dan juga harus ditanam di media tanah yang subur, gembur, memiliki PH 4-7, dan tidak dalam terserang hama untuk ketinggian tanaman padi yang baiknya adalah sekitar meter dari permukaan Menanam Padi yang Baik dan BenarAdapun cara menanam padi yang baik agar mendapatkan hasil panen yang berlimpah ruah adalah sebagai untuk menanam padiMenjadi salah satu komponen penting untuk bercocok tanam, Anda disarankan untuk menyediakan lahan yang subur dan sudah dibersihkan dari berbagai macam rumput liar dan tingkatkan kesuburan tanah saat ditanami padi, tanah bisa dialiri air terlebih dulu sampai gembur dan lunak, lalu bajak menggunakan genangi lahan untuk menanam padi tersebut dengan air kembali setinggi 5 – 10 cm dan biarkan kurang lebih selama 2 minggu. Dengan begitu racun – racun yang ada di dalamnya bisa ternetralisir dengan pembibitanSiapkan bibit padi yang bagus, misalnya saja dengan merendamnya selama 2 hari hingga berkecambah. Beri pupuk di area persemaian dengan jenis pupuk Urea dan TSP sebanyak 10 gram untuk setiap semester penanamanSetelah 12-14 hari bibit padi sudah siap untuk ditanam. Setelah itu Anda bisa memindahkan bibit padi ke lahan tanam. Proses pemindahannya tentu saja harus dilakukan dengan akar padi membetuk huruf L’ dengan kedalaman sekitar 1 – 15 perawatanPada tahapan berikut ini Anda bisa melakukan penyiangan selama 2 minggu sekali. Jangan lupa juga untuk melakukan pengairan yang wajar dan terakhir adalah pemupukan setelah 1-7 hari menggunakan pupuk Urea dan pemupukan akan dilakukan lagi setelah 25-30 hari menggunakan pupuk Urea dan pemanenanApabila tanaman padi sudah mulai menguning dan merunduk, maka saat itu panen sudah siap sampai terlambat memanen padi, sebab keterlambatan pemanenan padi akan membuat padi yang ditanam rapuh dan artikel petani menanam padi di sawah ini dapat menjawab pertanyaan mengapa petani menanam padi pada musim hujan, semoga bermanfaat Petani Digital Musimkemarau yang tidak segera berganti hujan menghalangi petani padi di Kabupaten Lebak untuk bisa segera menanam padi. BREAKING NEWS. MNC Tutup Akses RCTI via Streaming & Platform OTT per 7 November Menilik Strategi Indosat (ISAT) yang Mirip Adegan Squid Game Musim Kemarau: Petani di Lebak Diminta Tidak Tanam Padi YOGYA - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DPKP DIY memastikan stok beras di DI Yogyakarta mencukupi untuk menghadapi kemarau panjang. Kepala DPKP DIY, Sugeng Purwanto mengungkapkan, kemarau panjang dampak fenomena El Nino diprediksi terjadi. Kondisi ini membuat sejumlah wilayah melakukan persiapan termasuk DI Yogyakarta. "Sampai sekarang tidak ada kendala cuma kia memang harus siap siap karena ini El Nino ini kemarau panjang ini sudah mulai datang tapi sementara di lapangan belum ada masalah," jelas Sugeng, Jumat 2/6/2023. Baca juga Tercatat Ada IKM di Kulon Progo Per Desember 2022, Meningkat Dibandingkan 2021 Sugeng mengatakan, hasil panen komoditas beras di musim tanam MT 1 tergolong memuaskan meski terjadi cuaca ekstrem. Produktivitas lahan juga tergolong tinggi yakni mencapai 6 ton per hektar. Sehingga pada musim panen MT 1, total ada sekitar 300 ribu ton padi yang dipanen. Dia pun optimis hasil panen tersebut dapat memenuhi kebutuhan beras sepanjang musim kemarau. "Pastinya kan panen MT 1 tahun ini sukses, tidak ada kendala meskipun ada dampak perubahan iklim ya tapi tidak ada puso. Bahkan ini rata-rata produktivitas bagus di atas 6 ton per hektar," jelasnya. Dia merinci, padi bisa panen sebanyak empat kali dalam satu tahun. Dalam satu tahun DIY rata-rata mampu memproduksi sekitar 900 ribu ton padi. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari tingkat konsumsi dan kebutuhan beras di DIY pada 2022 yang jumlahnya hanya sekitar 450 ribu ton. "Artinya kalau dibagi tiap empat bulanan itu berarti aman. Untuk DIY sangat surplus," jelasnya. Lebih lanjut, pihaknya mengimbau kepada para petani untuk menyesuaikan pola pada mendekati musim kemarau untuk menanam palawija. Namun jika petani memiliki irigasi tetap, dapat menanam padi. Untuk varietas padi yang tahan untuk ditanam di musim kemarau yaitu padi cakrabuana. "Kita tetap siap-siap karena nanti di MT 1 hujannya mundur berarti MT selanjutnya bisa jadi mundur yang jadi kendala sekitar September-Oktober kita lihat situasinya," ungkapnya. tro
Petani harus mengantisipasi musim kemarau setiap tahunnya. Ancaman kemarau panjang dapat menyebabkan kekeringan dan membuat petani mengalami gagal panen.. Maka dari itu, para petani diimbau untuk memanfaatkan asuransi sebagai salah satu komponen dalam usaha tani untuk mitigasi risiko apabila terjadi gagal panen. "Jika usaha tani atau ternak mengalami gagal panen, petani akan
Karawang Antaranews Megapolitan - Kementerian Pertanian menyatakan kesuburan tanah di areal persawahan tidak akan terganggu saat areal sawah ditanami padi secara terus-menerus. "Memang banyak yang khawatir kalau areal sawah akan hilang kesuburan lahannya jika ditanam secara terus-menerus. Itu keliru," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini, saat kunjungan kerja ke Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat. Menurut dia, kesuburan tanah pada areal sawah yang ditanami padi secara terus-menerus tidak akan hilang jika dilakukan secara serentak per golongan air. Hal lain yang harus dilakukan saat areal sawah ditanami padi secara terus-menerus ialah dengan menggunakan varietas yang sesuai dengan musim. "Artinya, ketika musim kemarau seperti saat ini, maka petani harus menggunakan varietas yang tahan kemarau. Sehingga bisa tahan terhadap serangan hama," kata dia. Aksi tanam padi secara terus-menerus itu sendiri berkaitan dengan gerakan percepatan tanam yang kini sedang digalakkan Badan Karantina Pertanian. Melalui gerakan percepatan tanam, maka setiap setelah panen, petani bisa langsung menanam padi kembali di areal sawah miliknya. Badan Karantina Pertanian kini mengampanyekan gerakan percepatan tanam serentak di wilayah Jawa Barat. Itu dilakukan sebagai bagian dari upaya mendukung program ketahanan pangan. Banun yang juga Penanggung Jawab Upsus Jawa Barat menyatakan gerakan percepatan tanam harus terus dilakukan. "Kita tidak boleh berleha-leha, harus manfaatkan air yang masih tersedia, agar padi dapat terus tumbuh dan panen," katanya. Tanam padi serentak terstruktur merupakan cara untuk pengendalian hama dan penyakit. Berdasarkan pengalaman, hama meledak disebabkan karena waktu tanam padi yang tidak serentak. Waktu tanam yang tidak serentak itu akan mengakibatkan akumulasi populasi hama pada tanaman padi.

BudidayaTanaman Padi Iklim Media tanah Kapan Waktu Yang Tepat Menanam Padi Walaupun padi dapat ditanam sepanjang tahun, namun pada dasarnya petani menanam padi berdasarkan ketersediaan air, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga periode tanam yaitu : Musim tanam utama, pada bulan Nopember, Desember, Januari, Pebruari dan Maret;

REPUBLIKACO.ID, INDRAMAYU -- Kurangnya pasokan air di musim kemarau mengancam pelaksanaan penanaman padi. Karena itu, sejumlah petani di Kabupaten Indramayu memilih untuk menanam palawija. Seperti yang dilakukan petani di Kecamatan Bangodua. Mereka memilih menanam kacang kedelai, kacang hijau, semangka maupun blewah.

Perubahaniklim yang kian sulit ditebak menjad itantangan dalam usaha tani. Apalagi usaha tani merupakan kegiatan yang tergantung pada fenomena alam, makan dilakukan tindakan yang cermat dalam menghadapi fenomena alam tersebut. Saat musim musim kemarau petani juga harus dapat mengantisipasi agar tidak terjadi kekeringan.
CendanaNews | Meski musim tanam padi yang biasanya ditandai dengan turunnya hujan belum tiba, namun para petani di kawasan Pandak, Bantul tetap menanam padi di pertengahan bulan Oktober ini. Padahal dengan lokasi sawah yang berada jauh dari sumber air irigasi, mereka sangat bergantung pada turunnya hujan. .
  • 087ql0af45.pages.dev/646
  • 087ql0af45.pages.dev/156
  • 087ql0af45.pages.dev/932
  • 087ql0af45.pages.dev/481
  • 087ql0af45.pages.dev/143
  • 087ql0af45.pages.dev/378
  • 087ql0af45.pages.dev/18
  • 087ql0af45.pages.dev/598
  • mengapa pada musim kemarau para petani tidak menanam padi