Hati Yang Melayani. edisi 27 - wanita dalam pelayanan (1) "Jadi, Saudara-saudaraku seiman yang kekasih, berdirilah kuat, jangan goyah, melimpahlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab, kamu tahu bahwa jerih lelahmu tidak sia-sia di dalam Tuhan." ( 1 Korintus 15:58, AYT)
Kita perlu menilik hati kita sendiri, apakah masih ada hal-hal yang kita simpan di dalam sana. Entah itu kekecewaan, kemarahan, sakit hati, kepahitan atau hal-hal duniawi yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Kita perlu mengingat, hati yang tidak beres ini dapat menjadi penghalang dalam hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menumbuhkan niat yang kuat dan semangat katolik untuk melakukan pelayanan, karena niat dan semangat ini penting, jika kita tidak memiliki kedua hal tersebut, tentu saja pelayanan kita akan terasa seperti terpaksa dan tidak sepenuh hati. Padahal Tuhan mengajarkan kita untuk melayani secara penuh dan Kerendahan Hati (KU2) 15 Aug, 2021 by Pdt. Billy Kristanto. Hari ini kita akan merenungkan topik tentang ‘kerendahan hati’. Tema ini masih berkaitan dengan Kalender Gereja, sebagaimana Votum hari ini dari 1 Petrus 5:5, suatu ajakan untuk merendahkan diri karena Allah menentang orang yang congkak. Tetapi hari ini kita akan membahasnya secara KHOTBAH : PENUHILAH PANGGILAN PELAYANANMU (II Timotius 4:1-8) Sebuah syair lagu yang tidak asing lagi untuk kita: Hidup ini adalah kesempatan. Hidup ini untuk melayani Tuhan. Jangan sia – siakan apa yang Tuhan b’ri. Hidup ini harus jadi berkat. Artinya bahwa hidup kita semua adalah hidup dalam panggilan Allah. Melayani juga menyangkut hati. Melayani bukan sekedar soal aksi, tetapi juga motivasi. Pelayanan yang tulus karena muncul dari hati hamba – “lakukanlah segala sesuatu seperti untuk Tuhan” – Kolose 3:23 dan itulah pelayanan sejati kepada Tuhan. Kata melayani dalam bahasa Yunani “diakonia” (diakonein = melayani, diakonos = pelayan). .