Maknayang telah didapatkan dari hasil apresiasi diungkapkan kembali melalui kegiatan membaca puisi. Dapat pula dikatakan sebagai suatu kegiatan transformasi dari apresiasi pembaca dengan karakter pembacaannya, termasuk ekspresi terhadap penonton. Oleh sebab itu, membacakan puisi harus memperhatikan empat hal sebagai berikut. 1. Lafal
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan model pembelajaran Kooperatif terpadu membaca dan menulis/CIRC pada pembelajaran menulis puisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif. subjek pada penelitian ini guru yang melaksanakan pembelajaran dan siswa yang sedang melaksanakan proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif membaca dan menulis/ CIRC. Teknis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukan penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis/CIRC dilaksanakan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dirancang oleh guru pada masa pandemi, Guru memberikan materi pembelajaran dengan alokasi 60 menit dalam satu pertemuan dengan satu pertemuan dilakukan dengan dua fase pembelajaran dikarenakan faktor pandemi. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan, kemudian guru memberi penilaian pada hasil pembelajaran berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat pada rubrik dan disesuaikan dengan Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022 253PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS/CIRC COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA BENGKULU 1Hijriatul Wahidah, 2 Padi Utomo, 3 Arono1,2,3 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bengkulu Korespondensi hijriatulwahidah Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran Kooperatif terpadu membaca dan menulis/CIRC pada pembelajaran menulis puisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif. subjek pada penelitian ini guru yang melaksanakan pembelajaran dan siswa yang sedang melaksanakan proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif membaca dan menulis/ CIRC. Teknis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukan penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis/CIRC dilaksanakan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dirancang oleh guru pada masa pandemi, Guru memberikan materi pembelajaran dengan alokasi 60 menit dalam satu pertemuan dengan satu pertemuan dilakukan dengan dua fase pembelajaran dikarenakan faktor pandemi. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan, kemudian guru memberi penilaian pada hasil pembelajaran berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat pada rubrik dan disesuaikan dengan Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru. Kata kunci pembelajaran, pelaksanaan, menulis, puisi, membaca,CIRC . AbstractThe purpose of this study is to describe the application of an integrated Cooperative learning model of reading and writing / CIRC to poetry writing learning. The method used in this study is qualitative descriptive. The subjects in this study are teachers who carry out learning and students who are carrying out the learning process of writing poetry using the cooperative learning model of reading and writing / CIRC. The technical data collection used in this research is documentation and observation techniques. The results of this study showed that the implementation of an integrated cooperative learning model of reading and writing / CIRC was carried out in accordance with the learning design designed by teachers during the pandemic, teachers provide learning materials with an allocation of 60 minutes in one meeting with one meeting conducted with two learning phases due to pandemic factors. The implementation of learning is carried out twice, then the teacher gives an assessment of the learning results based on the assessment criteria JURNAL ILMIAH KORPUS Vol. 6 No. 2, 2022 ISSN online 2614-6614 Available online at doi Hijriatul Wahidah, Padi Utomo, Arono 254 Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022contained in the rubric and adjusted to the Learning Implementation Plan made by the teacher. Keywords learning, implementation, writing, poetry, reading, CIRC . PENDAHULUAN Pembelajaran termasuk kegiatan yang tidak boleh terlewatkan oleh setiap orang, karena belajar termasuk hal yang utama agar hidup terarah serta tertata di dalam menjalani kegiatan Tarigan, 2013 sehingga pembelajaran memiliki tujuan guna membawa serta memberi perubahan siswa didalam mengetahui berbagai pengetahuan baru terutama dalam hal menulis. Pembelajaran termasuk bekal awal bagi peserta didik yang ada di Indonesia. Menurut Hyland 2013 menulis dinilai sebagai keterampilan berbahasa yang sangat penting serta dibutuhkan sehingga harus mampu dikuasai oleh setiap peserta didik. satu dari keterampilan menulis didalam mata pelajaran bahasa indonesia yakni menulis puisi sehingga menurut penulis menulis puisi yakni keterampilan yang sangat penting yang harus dicapai oleh setiap peserta didik. Menurut Sulistyorini 201012 didalam pembelajaran menulis puisi, masih banyak siswa yang sangat kesulitan didalam menulis sehingga sangat mengurangi semangat siswa didalam proses pembelajaran menulis puisi. Pada akhirnya siswa kesulitan serta menjadi kurang kreatif menyampaikan gagasan, ide,gaya bahasa, kemampuan didalam melibatkan perasaan, diksi ataupun pendapat, pikiran saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Mengacu pada hal tersebut perlunya adanya hal lebih yang dilakukan oleh guru terutama didalam penggunaan model pembelajaran yang tepat guna menunjang keberhasilan peserta didik didalam menulis puisi. Model pembelajaran yang bisa dipakai guna mengasah kemampuan, minat sehingga memberi hasil capaian pembelajaran menulis puisi yang baik salah satunya bisa dipakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition yang termasuk satu dari model pembelajaran yang bisa dipakai didalam pembelajaran menulis, membaca serta seni berbahasa khususnya menulis puisi. Pembelajaran menulis harapannya bisa menjadi pembelajaran yang disukai serta diminati oleh peserta didik. Model pembelajaran CIRC diharapkan bisa mendorong keefektifan belajar pada peserta didik didalam proses pembelajaran. Sehingga bisa memberi pengalaman tersendiri pada peserta didik, pada akhirnya menghasilkan capaian yang sesuai seperti yang diinginkan. Dengan diterapkannya model pembelajaran ini akan membantu siswa didalam menuangkan ide-ide kreatif mengacu pada hal yang pernah dibaca, pengalaman ataupun kekreatifan peserta didik yang akan menjadi sebuah karangan puisi, hal ini akan mengoptimalkan kekretifan siswa didalam menulis. METODE Dalam penelitian ini, penulis memakai metode kualitatif deskriptif. Penelitian yang bersifat deskriptif termasuk penelitian yang tidak memakai angka ataupun tidak berbentuk angka, kalaupun ada hanya sebagai penunjang didalam hasil penelitian, pada umumnya penelitian deskriptif berusaha menggambarkan terkait hal yang diteliti melalui kata-kata serta gambar Danim, 200261. Subjek penelitian didalam penelitian ini yakni siswa kelas VIIIi SMP Negeri 7 Kota Bengkulu sebanyak 27 peserta didik dan Objek penelitian didalam penelitian ini berupa guru mata pelajaran bahasa Indonesia serta siswa Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Pembelajaran… Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022 255kelas 8i didalam pelaksanaan menulis puisi dengan model pembelajaran CIRC pada siswa kelas VIIIi SMP Negeri 7 kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan terdapat ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 13 Agustus dengan membahas KD serta sampai pada hari kamis tanggal 20 Agustus 2021 membahas KD serta di SMP Negeri 07 Kota Bengkulu. Hasil penelitian yang telah diperoleh yakni pengamatan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis/ CIRC cooperative intergrated and composition pada pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 07 Kota Bengkulu serta memperoleh hasil kemampuan menulis puisi yang didapatkan dari pelaksanaan model pembelajaran CIRC mengacu pada aspek Tema, Diksi, Gaya Bahasa, Perasaan, serta amanat. Dokumen yang mendukung pada penelitian ini yaitu berupa RPP yang dipakai guru didalam proses pembelajaran menulis puisi memakai model pembelajaran terpadu membaca serta menulis/CIRC, RPP yang dipakai dibuat oleh guru mata pelajaran selain itu juga diperoleh foto-foto siswa saat pembelajaran berlangsung. 1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model CIRC pada pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan oleh guru. Pembelajaran menulis puisi dilaksanakan pada hari kamis tanggal 13 Agustus 2021 sampai pada hari kamis tanggal 20 Agustus 2021 pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Bengkulu. Pada proses penelitian sampel yang dipakai berjumlah 27 siswa pada kelas 8i, dengan jumlah siswa perempuan 22 orang serta siswa lak-laki berjumlah 5 orang. Pada pelaksanaan pembelajaran menulis puisi, siswa dibagi menjadi dua kelompok belajar dengan kelompok pertama dengan berjumlah 14 orang siswa perempuan serta kelompok kedua terdiri dari siswa laki-laki serta perempuan sebanyak 13 orang. Hal ini telah lama dilakukan oleh pihak sekolah dikarenakan pada masa pelaksanaan penelitian sedang dilanda pandemi covid-19, sehingga mengharuskan menjaga protokol kesehatan dengan baik sesuai anjuran pemerintah yaitu dengan menerapkan pembelajaran menjadi dua sesi tatap muka di setiap kelasnya. Selama kegiatan pembelajaran pertemuan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan guna setiap sesi dengan memakai perlakuan yang sama di setiap sesi, sesi pertama pada siswa berjumlah 14 orang serta sesi kedua pada siswa berjumlah 13 orang yaitu pada tanggal 13 Agustus 2021 serta pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2021 dengan hal yang sama yaitu dibagi menjadi dua sesi secara bergantian memasuki kelas, sesi pertama terdiri dari 14 orang serta sesi kedua terdiri dari 13 orang siswa sesuai alokasi waktu yang ditentukan guna setiap siswa yaitu setiap sesi sebanyak 2 jam pertemuan ataupun selama 60 menit . Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dilakukan dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP guna dua kali pertemuan yang disusun oleh guru mata pelajaran bahasa indonesia serta Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang dikhususkan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe CIRC Cooperative integrated and competition sebagai upaya memberi perubahan didalam proses pembelajaran di kelas. Hal Hijriatul Wahidah, Padi Utomo, Arono 256 Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022ini dilakukan karena pembelajaran menulis puisi masih tergolong sulit dipahami oleh siswa saat berlangsungnya pembelajaran, siswa masih sangat lambat didalam menemukan ataupun menuangkan ide, diksi, gaya bahasa, melibatkan perasaan serta menuangkan amanat melalui puisi ataupun hal lain yang ingin dituangkan didalam bentuk tulisan bermakna ataupun puisi. a. Pertemuan Pertama Penelitian telah dilakukan oleh peneliti terkait pembelajaran menulis puisi memakai model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis, mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan, guru telah menerapkan pembelajaran memakai model pembelajaran Kooperatif terpadu membaca serta menulis dengan melalui empat fase Pelaksanaan pembelajaran dimulai sesuai dengan RPP yang telah dirancang yaitu terdapat tiga bagian yang dimulai dari pendahuluan, kegiatan inti serta penutup. Pada saat pelaksanaan guru menerapkan empat fase ataupun langkah-langkah pembelajaran sesuai rancangan yang telah terancang didalam RPP karena mengingat pelaksanaan pembelajaran memakai tipe CIRC tergolong mudah guna dilakukan. Pada kegiatan pembelajaran pada bagian pendahuluan terdapat terdapat tahap orientasi yang termasuk didalam apersepsi, motivasi serta pemberian informasi kepada siswa, pada bagian kegiatan inti, pembelajaran dilakukan melibatkan tahap pengorganisasian serta pengenalan konsep, serta di akhir kegiatan inti terdapat tahap publikasi ataupun siswa mulai menulis puisi serta membacakannya di depan kelas, kemudian pada bagian penutup terdapat tahap penguatan serta refleksi. b. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua, Penelitian telah dilakukan oleh peneliti terkait pembelajaran menulis puisi dengan kembali memakai model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis/CIRC, mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan guru telah menerapkan pembelajaran memakai model pembelajaran Kooperatif terpadu membaca serta menulis dengan melalui empat fase. Pelaksanaan pembelajaran dimulai sesuai dengan RPP yang telah di rancang yaitu terdapat tiga bagian yang dumulai dari pendahuluan, kegiatan inti serta penutup. Pada saat pelaksanaan guru menerapkan empat fase ataupun langkah-langkah pembelajaran sesuai rancangan yang telah terancang didalam RPP, akan tetapi pembelajaran pada tahap kedua ini hanya melanjutkan dari tahap ataupun pertemuan pertama. Pada awal kegiatan pembelajaran guru mengawali hampir sama perlakuannya dengan pertemuan pertama tetap mengikuti sesuai langkah-langkah yang telah dirancang di didalam RPP yang telah dibuat sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. Pada kegiatan pendahuluan terdapat tahap orientasi yaitu guru membuka pembelajaran dengan salam kemudian selanjutnya mengarahkan siswa guna berdoa, guru mengecek kehadiran siswa sekaligus menanyakan kabar siswa. Kemudian guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa terdorong guna lebih semangat serta fokus mengikuti pembelajaran. Tidak lupa guru menjelaskan indikator serta tujuan pembelajaran yang dilaksanakan pada hari ini . Pada bagian inti masuk pada fase organisasi yaitu guru kembali membentuk kelompok kemudian mengarahkan siswa guna duduk sesuai kelompok yang telah dibagikan pada pembelajaran pertemuan pertama, setelah siswa sudah duduk dengan rapi sesuai kelompok yang telah ditetapkan. Masuk pada fase selanjutnya yaitu pengenalan konsep guru kembali memberi wacana yang sama kepada siswa serta sekaligus Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Pembelajaran… Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022 257membagikan petunjuk pembelajaran pada pertemuan kedua, pada tahap ini siswa mengasosiasikan dengan mencermati dengan baik wacana serta petunjuk pembelajaran yang telah dibagikan serta guru menanyakan kepada siswa terkait petunjuk pembelajaran apakah sudah dipahami ataupun tidak serta beberapa ada yang bertanya terkait petunjuk yang telah diberikan. Selanjutnya siswa dengan fokus mengumpulkan informasi dengan membaca dengan baik wacana serta petunjuk pembelajaran yang telah diberikan. Kemudian kegiatan yang terakhir yang dilakukan oleh guru yakni kegiatan penutup yaitu terdapat fase penguatan ataupun refleksi yaitu dengan cara meminta siswa guna menyimpulkan terkait pembelajaran yang telah dilakukan 2. Deskripsi hasil kemampuan menulis puisi dengan memakai model pembelajaran cooperative learning tipe kooperatif terpadu membaca dan menulis /CIRC Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi yang dilakukan dengan memakai model pembelajaran cooperative learning tipe CIRC ataupun kooperatif terpadu membaca serta menulis pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Bengkulu, yang dilakukan pada proses pembelajaran pertemuan kedua. mengacu pada keterampilan siswa didalam menulis puisi, maka siswa memperoleh hasil pada semua aspek tema XI, Diksi X2, gaya bahasa X3, Perasaan X4, serta Amanat X5 sebagai berikut Berdasarkan hasil data penelitian yang dihasilkan, terdapat beberapa aspek penilaian yang harus dicapai oleh siswa yang menandakan siswa telah menuliskan puisi dengan baik ataupun tidak. Pertama pada aspek tema X1, rata-rata siswa sudah sangat tepat didalam menuliskan puisi dengan tema persahabatan, karena siswa telah diberikan teks bacaan berupa wacana dengan tema persahabatan sehingga siswa terfokus pada judul yang berkaitan dengan persahabatan, bobot nilai yang harus dicapai oleh siswa pada aspek tema seharusnya 20 akan tetapi siswa sudah sangat bagus didalam menentukan kata sesuai tema dengan diperoleh rata-rata nilai siswa sebesar 19,30 . Kedua pada aspek diksi X2, dari hasil tes berupa tulisan puisi yang dilakukan oleh siswa menunjukan bahwasanya ada beberapa siswa yang sudah memahami penulisan diksi serta ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yang menandakan masih sangat sulit menentukan diksi yang tepat guna dituangkan didalam bentuk puisi, diksi yang dituliskan oleh beberapa siswa masih tergolong sangat sederhana serta mengarah pada kata penulisan cerpen, maka dari itu termasuk hal yang perlu difokuskan oleh guru kepada siswa guna terus berlatih menuliskan diksi kata, bobot pencapaian guna setiap siswa seharusnya sebesar 25 pada aspek diksi akan tetapi pada pembelajaran puisi yang telah dilakukan siswa memperoleh bobot nilai dengan rata-ra nilai sebesar 15,31. Ketiga aspek gaya bahasa X3, dari hasil tes berupa menulis puisi yang telah dilakukan oleh siswa menunjukan bahwasanya ada beberapa yang sudah menuliskan puisi dengan gaya bahasa dengan baik serta masih banyak siswa yang kesulitan didalam menuliskan gaya bahasa pada puisi, jadi tulisan yang dihasilkan sangat sederhana serta sedikit mengurangi nilai keindahan pada puisi yang dituliskan, kesulitan siswa didalam menerapkan aspek gaya bahasa didalam puisi terlihat pada hasil rata-rata nilai siswa sebesar 13,87 yang seharusnya bobot yang harus diperoleh sebesar 25. Keempat aspek perasaan X4, mengacu pada hasil penulisan puisi yang telah dilakukan oleh siswa menunjukan bahwasanya ada beberapa siswa yang menuliskan puisi dengan penuh perasaan serta ada beberapa siswa yang menuliskan puisi masih sangat kurang melibatkan perasaan pada setiap katanya, seharusnya setiap siswa harus memperoleh bobot sebesar 20 akan tetapi siswa hanya bisa memperoleh nilai dengan rata- Hijriatul Wahidah, Padi Utomo, Arono 258 Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022rata 14,30 pada tulisan yang dituliskan. Kelima aspek amanat X5 mengacu pada hasil penilaian puisi yang telah dituliskan oleh siswa, menunjukan bahwasanya masih ada beberapa siswa yang kesulitan menyampaikan amanat secara tersirat pada puisi yang telah dituliskan, seharusnya siswa harus memperoleh bobot nilai sebesar 10 akan tetapi pada hasil data menunjukan rata-rata nilai siswa sebesar 6,48. Berdasarkan hasil penelitian berupa nilai yang telah diperoleh oleh siswa dari hasil kemampuan menulis puisi dengan tema persahabatan, terdapat 15 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM serta terdapat 12 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yang telah ditentukan. Dari hasil yang telah didapatkan, rata-rata nilai siswa berada pada angka 68,83 yaitu termasuk pada kategori cukup. didalam pembelajaran menulis puisi terdapat beberapa aspek penilaian yang sulit guna direalisasikan oleh siswa didalam proses menulis puisi, yaitu siswa masih kesulitan didalam menentukan diksi yang tepat didalam menulis puisi, ada beberapa siswa yang menuliskan puisi mirip dengan menuliskan cerpen. Yang kedua saat siswa menuliskan puisi siswa masih sulit merealisasikan gaya bahasa yang sesuai yang bisa memberi estetika didalam setiap kata didalam puisi sehingga penulisan dari beberapa siswa masih kurang menarik guna dibaca. Skor penilaian tertinggi terdapat didalam aspek tema dikarenakan siswa diberikan sebuah wacana agar siswa lebih mudah menemukan ide kata dari bacaan wacana yang telah diberikan serta skor nilai terendah terdapat pada aspek gaya bahasa serta diksi. Kendala lain yang dihadapi yakni pembelajaran dilakukan pada saat pandemi sehingga waktu yang diberikan oleh sekolah sangat singkat, interaksi antara guru serta siswa sangat kurang karena keterbatasan guna berinteraksi sehingga proses pembelajaran dilakukan secara apa adanya serta serba terbatas. Pembahasan Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bisa diperoleh data mengenai penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe CIRC yang dilakukan oleh guru didalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 kota Bengkulu. Hasil kemampuan menulis puisi diperoleh dari penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis ataupun CIRC dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan di kelas pada proses pembelajaran, telah mengikuti tahapan proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran CIRC dengan memakai empat fase yang dilakukan, yaitu 1 Orientasi, 2 organisasi serta pengenalan konsep, 3 publikasi, 4 penguatan serta refleksi. 1. Fase Orientasi Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru pada tahap orientasi sudah sesuai dengan makna tahap orientasi yang dikemukakan oleh shoimin 201453 bahwasanya pada fase orientasi guru membuka pembelajaran seperti pada umumnya, menyampaikan tujuan pembelajaran serta menyampaikan secara umum topic pembelajaran yang akan dipelajari. Secara khusus terdapat pada bagian kegiatan pendahuluan yaitu pertama apersepsi dimana guru mengaitkan materi dengan pengalaman siswa serta akhirnya siswa mendapatkan gambaran terhadap materi, kedua memberi motivasi kepada siswa agar mereka lebih semangat guna mengikuti pembelajaran karena pembelajaran menulis puisi yakni materi yang cukup sedikit diminati siswa, maka dari itu perlu adanya motivasi agar mereka tertarik guna mempelajari puisi, Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Pembelajaran… Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022 259ketiga memberi informasi terkait pembelajaran, tujuan pembelajaran serta kompetensi dasar agar siswa lebih memahami terkait dengan materi pembelajaran. 2. Fase Organisasi dan Pengenalan Konsep Fase organisasi yakni fase yang sangat penting didalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC karena pembelajaran kooperatif identik dengan pembelajaran berkelompok, pada fase organisasi serta pengenalan konsep masuk pada kegiatan inti, pelaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan yang dikemukakan oleh shoimin 201453 bahwa, pada fase ini guru membentuk siswa didalam beberapa kelompok kecil serta menginformasikan serta menjelaskan kepada siswa terkait konsep pembelajaran. Pada tahap awal yaitu siswa mengamati apa yang diarahkan oleh guru, arahan pertama guna membentuk menjadi beberapa kelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan oleh guru karena guru telah merancang serta mengamati sesuai dengan pembagian kelompok secara heterogen, pada proses pembagian kelompok terdapat kesulitan karena beberapa siswa meminta guna membagikan kelompok secara mandiri ataupun mengacu pada kedekatan antar siswa, akan tetapi karena waktu yang disediakan oleh sekolah sangat terbatas karena factor pandemi, guru tetap menekankan guna mengikuti pembelajaran sesuai arahan serta petunjuk serta pembagian kelompok berjalan dengan lancar. Kelompok dibagikan secara heterogen, artinya kemampuan antar siswa didalam satu kelompok berbeda-beda dengan tujuan agar siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi bisa mengajarkan kepada siswa yang tingkat pemahamannya rendah. Setelah pembagian kelompok siswa kembali mengamati prosedur pembelajaran selanjutnya, yaitu guru menyampaikan mekanisme pembelajaran sesuai dengan lembar petunjuk pembelajaran yang dibagikan oleh guru kepada masing-masing siswa. Petunjuk pertama siswa dibagikan lembar kerja siswa serta sebuah wacana dengan tema persahabatan. Pada tahap selanjutnya yaitu pengenalan konsep, pada kegiatan inti termasuk didalam kegiatan mengasosiasikan yaitu siswa diarahan guna masing-masing membaca secara saksama serta memahami setiap kata didalam wacana tersebut agar siswa bisa menghasilkan ide, gagasan pokok Kemudian saling memberitahukan informasi ataupun temuan yang dihasilkan didalam wacana sehingga dengan mudah bisa dituangkan menjadi sebuah tulisan yang indah berupa puisi. Meduaian guru kembali memfokuskan siswa pada petunjuk pembelajaran, terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan oleh siswa yaitu membuat puisi pada lembar pekerjaan siswa dengan menuliskan nama serta kelas guna mempermudah pendataan, kemudian guru menyampaikan kembali terkait materi yang dijelaskan terkait lima aspek yang harus ada didalam puisi yang akan dituliskan oleh siswa yaitu aspek tema, diksi, gaya bahasa, perasaan serta amanat. Pada kegiatan inti tahap setelah mengasosiasikan yakni guru memberi kesempatan kepada siswa guna bertanya terkait petunjuk pembelajaran, arahan diskusi didalam kelompok serta ada beberapa siswa yang menanyakan terkait lima aspek yang harus ada didalam puisi, kemudian guru dengan baik menjelaskan walau penjelasan yang disampaikan sangat singkat karena waktu yang sangat terbatas. Tahap selanjutnya pada kegiatan inti yaitu kegiatan mengumpulkan informasi, yaitu siswa kembali menggali informasi terkait lima aspek yang harus ada didalam puisi dengan cara menanyakan kepada peneliti ataupun guru secara satu persatu kemudian melanjutkan sesuai petunjuk pembelajaran yang diberikan. 3. Fase Publikasi Hijriatul Wahidah, Padi Utomo, Arono 260 Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022Pada tahap ini sudah sesuai dengan makna fase publikasi yang dikemukakan oleh shoimin 201453 bahwasanya Pada fase publikasi siswa menuliskan puisi sesuai petunjuk serta memakai aspek yang telah dipelajari pada tahap pemberian materi tentang puisi, pada tahap ini keadaan kelas mulai tidak kondusif dikarenakan siswa yang menanyakan ide kepada teman di sebelahnya serta saling mengunjungi kelompok lainnya. Pada tahap ini interaksi antar siswa sangat aktif, terlihat antar siswa saling memberi masukan walau ada beberapa siswa didalam satu kelompok yang masih sangat sulit memahami alur didalam membuat puisi. Setelah proses pembuatan puisi selesai siswa saling membacakan kepada teman sekelompok kemudian pada tahap akhir siswa membacakan hasil pekerjaannya dengan suara nyaring secara bergantian di tempat duduknya masing-masing. 4. Penguatan dan refleksi Pada fase ini sudah sesuai dengan makna fase penguatan serta refleksi yang dikemukakan oleh shoimin 201453 bahwasanya Pada fase ini guru mengarahkan siswa guna menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, ada beberapa siswa yang kesulitan didalam memahami aspek gaya bahasa sehingga mereka masing sangat sulit menerapkan aspek gaya bahasa didalam menuliskan sebuah puisi. Pada tahap selanjutnya siswa diarahkan guna menyampaikan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada tahap pertama serta kedua, banyak dari siswa yang menyampaikan kesulitan didalam menuliskan puisi terutama didalam menemukan ide berupa gaya bahasa serta diksi karena waktu yang diberikan sangat singkat, jadi banyak siswa yang menyarankan guna menuliskannya dirumah ataupun memberi didalam bentuk pekerjaan rumah agar lebih fokus. Guru menyampaikan akan mencoba memaksimalkan terkait waktu serta akan melaksanakan pembelajaran dengan cara yang sama pada tahap selanjutnya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, hasil yang diperoleh dari proses pelaksanaan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif cooperative learning terpadu tipe membaca serta menulis/CIRC didalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Bengkulu, bisa disimpulkan bahwasanya Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis/ CIRC didalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 kota Bengkulu yang dilakukan oleh guru didalam pembelajaran menulis puisi sudah dilakukan sesuai dengan kurikulum 2013 pada KD dan serta dan Pelaksanaan model pembelajaran CIRC dilakukan didalam proses pembelajaran dengan empat fase pembelajaran yang terdapat didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Pada pertemuan pertama, dilakukan dengan menerapkan empat fase sesuai dengan penerapan model CIRC, pertama fase orientasi yaitu pada fase ini guru membuka pembelajaran dengan salam, doa, mengecek kehadiran siswa, memberi informasi serta motivasi kepada siswa, kedua fase organisasi serta pengenalan konsep, guru membagi siswa didalam beberapa kelompok serta menjelaskan mengenai petunjuk pembelajaran, ketiga fase publikasi, guru mengarahkan siswa guna menulis lima aspek yang terdaat didalam wacana mengacu pada yang diarahkan oleh guru, keempat fase penguatan serta refleksi yaitu guru menyimpulkan pembelajaran serta mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Pembelajaran… Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022 261Materi yang difokuskan berupa pengertian, ciri-ciri serta unsur-unsur didalam puisi yang harus ada didalam puisi yang telah diajarkan pada empat fase pembelajaran, hal ini dilakukan agar siswa lebih paham mengenai cara menulis puisi dengan baik serta benar. Sedangkan pada pertemuan yang kedua siswa melakukan pembelajaran yang sama seperti pertemuan pertama yaitu melaksanakan empat fase didalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif membaca serta menulis/ CIRC, guru kembali menjelaskan materi secara umum kemudian guru menjelaskan mekanisme pembelajaran sesuai dengan petunjuk pembelajaran yang telah diberikan kemudian guru menugaskan siswa guna menuliskan teks puisi secara berkelompok akan tetapi menghasilkan karya perindividu oleh setiap siswa. Saran 1. Bagi Siswa Hendaknya siswa lebih banyak lagi membaca terkait materi menulis puisi, lebih banyak membaca contoh-contoh puisi kemudian siswa diharapkan lebih inisiatif didalam berlatih menulis puisi agar lebih mudah didalam menemukan ide yang menarik serta bisa mengembangkan imajinasi sehingga gaya bahasa yang dituliskan lebih bermakna. Keterampilan siswa didalam menemukan kosakata masih didalam kategori cukup maka dari itu diharapkan kepada siswa lebih giat didalam mengembangkan wawasan mengenai unsur-unsur pembangun didalam puisi serta cara menulis puisi dengan baik serta benar. 2. Bagi guru Berdasarkan penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis/CIRC pada pembelajaran menulis puisi, hendaknya guru lebih banyak memberi kepada siswa contoh-contoh puisi serta mengarahkan siswa guna terus berlatih membuat puisi agar terbiasa dan menghasilkan tulisan yang penuh makna serta memiki estetika sesuai yang diharapkan. DAFTAR RUJUKAN Suprojono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM. Surabaya Pustaka Pelaja Suprojono, Agus. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta Gramedia Pustaka Jaya. Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta PT Rineka cipta. Danim, Sudarwan. 2006. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung CV. Pustaka Setia. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung Pustaka Setia Hyland, K. 2013. Disciplinary Discourses Social Interactions in Academic Writing. University of Michigan Press. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pustaka Pelajar. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta PT Rineka ciptaS ArikuntoArikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT Rineka Pengajaran dan Pustaka PelajarMiftahul HudaHuda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pustaka Pelajar.
Namun sayangnya, membudayakan kegiatan membaca belum dianggap serius oleh sebagian besar masyarakat. Central Connecticut State University melakukan studi "Most Literate Nation in the World" pada Maret 2016 lalu. Hasilnya, Indonesia menempati posisi 60 dari 61 negara dalam hal minat membaca. Faktor yang menyebabkannya pun beragam, mulai
The purpose of this study is to describe the implementation of poetry reading literacy in elementary schools. The approach used is qualitative and quantitative. The subjects of this study were 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers and 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers. Based on the ability to read poetry obtained the average value of the results of the pre-test reading poetry evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah is and is in a pretty good qualification. Whereas the average results of the reading poetry reading the evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah after the training was and were in good qualifications. Thus it can be seen that the implementation of poetry reading literacy can improve the ability to read the poetry of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 65 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Literasi Membaca Puisi Guru SD Elfia Sukma1, Ritawaty Mahyuddin2, Zuryanty3, Ari Suriani4 1,2,3,4 Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Indonesia E-mail elfiasukma105 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan literasi membaca puisi di sekolah dasar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Berdasarkan kemampuan membaca puisidiperoleh nilai rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Sedangkan rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Dengan demikian terlihat bahwa pelaksanaan literasi membaca puisi dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah. Kata Kunci Literasi, Membaca, Puisi, SD READING POETRY LITERACY OF ELEMENTARY TEACHERS Abstract The purpose of this study is to describe the implementation of poetry reading literacy in elementary schools. The approach used is qualitative and quantitative. The subjects of this study were 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers and 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers. Based on the ability to read poetry obtained the average value of the results of the pre-test reading poetry evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah is and is in a pretty good qualification. Whereas the average results of the reading poetry reading the evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah after the training was and were in good qualifications. Thus it can be seen that the implementation of poetry reading literacy can improve the ability to read the poetry of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah. Keywords Literacy; Reading; Poetry; Elementary School JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 66 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. PENDAHULUAN Literasi dapat dipahami sebagai melek huruf, kemelekhurufan, mengenal tulisan, serta dapat membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sulzby 1986 mengartikan literasi secara sempit, yaitu literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Grabe & Kaplan 1992 dan Graff 2006 yang mengartikan literacy sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis able to read and write. Secara umum UNESCO mendefenisikan literasi secara sederhana, yaitu kemampuan sesorang dalam menulis dan membaca. Berdasarkan penggunaannya, literasi adalah bentuk integrasi dari kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai sebuah kesatuan komunikasi, literasi dapat dianalogikan sebuah mata rantai antar keterampilan berbahasa yang tidak dapat dipisahkan Baynham, 1995. Begitu juga dengan literasi sastra, seperti literasi membaca puisi. Literasi membaca puisi dapat dimaknai sebagai kemampuan membaca di bidang sastra, khususnya puisi. Membaca puisi pada hakikatnya merupakan sebuah keterampilan membaca dengan objek karya sastra yaitu puisi. Literasi sangat penting bagi siswa karena keterampilan dalam literasi berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mereka dan kehidupannya. Keterampilan literasi yang baik akan membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan, maupun gambar/visual. Keterampilan literasi perlu dimiliki oleh setiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat, dan hal ini merupakan bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat. Salah satu literasi yang perlu dikuasai adalah literasi baca-tulis. Dengan memiliki kemampuan baca-tulis, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik. Terlebih lagi di era yang semakin modern yang ditandai dengan persaingan yang ketat dan pergerakan yang cepat. Kompetensi individu sangat diperlukan agar dapat bertahan hidup dengan baik. Salah satu lingkup literasi baca tulis adalah literasi membaca, khususnya literasi membaca puisi. Membaca merupakan kunci untuk mempelajari segala ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi kehidupan. Membaca dapat memperluas pandangan dan membuka lebih banyak pilihan baik dalam hidup. Membaca memiliki tahapan. Tahapan membaca bagi seorang siswa sangat penting karena akan berpengaruh terhadap sikap membaca dan pandangannya terhadap bahan bacaan. Survei yang dilakukan oleh International Education Achievement IEA pada awal tahun 2000 menunjukkan bahwa kualitas membaca anak-anak Indonesia menduduki urutan ke-29 dari 31 negara yang diteliti di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Hal ini tentunya sangat menyedihkan karena membaca adalah hal penting yang harus JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 67 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. diminati siswa untuk mendukung proses belajarnya. Apabila seorang siswa dipaksa untuk belajar membaca dan ia belum memperoleh dasar keterampilan tersebut, maka dapat menyebabkan frustasi dan kehilangan rasa percaya dirinya dalam membaca. Oleh karena itu, guru harus memahami urutan yang tepat dalam keterampilan membaca sehingga siswa tidak akan merasa kesulitan dalam belajar membaca. Pembelajaran membaca, khususnya membaca puisi dapat memotivasi siswa dalam berkarya, berimajinasi, dan berfantasi tidak sekedar mengikuti guru tetapi menciptakan sendiri karya sastra. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran membaca puisi, yaitu guru, siswa, dan puisi. Minat siswa dalam membaca puisi ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyajikannya di sekolah. Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan dalam membaca puisi. Pembelajaran puisi adalah suatu proses pemberian materi dalam bentuk sebuah rangkaian tulisan yang memiliki makna konotatif, berbentuk simbol-simbol kata, serta diakhiri dengan cara-cara mengapresiasi dan pengekspresian puisi dengan baik. Di samping itu, tujuan pengajaran puisi adalah agar siswa dapat membacakan puisi dengan penuh ekspresif, imajinatif, dan memberikan daya tarik yang kuat bagi penonton sehingga puisi tidak lagi dibacakan dengan cara monoton. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rohana 2014 permasalahan dalam membaca puisi adalah guru masih menggunakan pengajaran yang kurang inovatif dan kreatif. Pengajaran yang kurang inovatif terlihat ketika guru menyampaikan materi membaca puisi masih kurang dalam mempraktikan dari segi artikulasi, vokal, irama, mimik, dan kinestik. Kemudian, pengajaran membaca puisi kurang kreatif. Hal ini terlihat ketika guru tidak mampu membangkitkan semangat siswa untuk memberikan penjiwaan terhadap karya sastra puisi yang dibacanya. Pengajaran sastra yang kurang inovatif dan kreatif, tampaknya perlu dipertimbangkan untuk diarahkan pada pembimbingan apresiasi sastra melalui pembacaan puisi. Dalam pembimbingan apresiasi membaca puisi inilah siswa dapat dilatih untuk peka terhadap nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam puisi. Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Marlinton 2014 menunjukkan bahwa guru kesulitan dalam mengajarkan membaca pusi diantaranya keberadaan pembelajaran puisi di sekolah harus diakui masih minim dan kurang menyenangkan bagi siswa. Kemampuan siswa dalam membaca puisi masih terasa dangkal dan kurangnya penjiwaan. Di sisi lain lemahnya pembelajaran puisi, karena peran guru yang kurang maksimal dalam mendemonstrasikan membaca puisi yang benar. Selain itu, guru yang kurang pandai dalam mendemonstrasikan pembacaan puisi yang menarik. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 68 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Permasalahan-permasalahan tersebut sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh guru-guru SD Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. Guru belum terampil dalam mengajarkan membaca puisi kepada siswa. Terlebih lagi membaca puisi merupakan salah satu bidang yang rutin dilombakan dalam ajang O2SN setiap tahunnya. Akibatnya, guru kesulitan membimbing siswa dalam membaca puisi dan belum ada siswa SD Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang yang berhasilkan memenangkan lomba O2SN tersebut. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu membawa siswanya untuk asyik membaca karya sastra dan tertarik untuk mendiskusikan bersama dengan teman-temannya. Dengan membaca sastra siswa berkesempatan untuk berkenalan langsung dengan karya sastra dan mengapresiasinya. Menurut Aminuddin 200452, idealnya pembelajaran sastra itu dapat memanfaatkan teks sastra sejalan dengan kekayaan isinya karena pembelajaran sastra bukan berorientasi pada hasil semata-mata. Lebih penting dari itu, dalam pembelajaran sastra guru juga melakukan pembinaan kegiatan membaca dan pembinaan apresiasi sastra, khususnya dalam membaca puisi. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Pendekatan dan metode yang ditawarkan untuk memecahkan masalah adalah dengan melaksanakan pelatihan secara menyeluruh teori dan praktik sehingga pemahaman dalam penerapan literasi membaca puisi dapat ditingkatkan dan diaplikasikan setelah tujuan ini dapat tercapai secara maksimal, maka metode yang dapat dilakukan adalah berupa proses dengan tahap-tahap berikut 1 Penulisan jobsheet yang memuat a Pentingnya Literasi, b Yang harus diperhatikan dalam membaca puisi, dan 3 Pelatihan literasi membaca puisi; 2 Penyajian materi sesuai dengan isi jobsheet yang dilakukan dengan metode a Ceramah untuk pemahaman pengertian, konsep membaca puisi yang baik dan benar; dan b Praktik latihan dengan bimbingan dalam membaca puisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian ini adalah berupa pelaksanaan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang. Kegiatan diawali dengan pengenalan dengan pihak sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pertemuan dengan kepala sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah untuk pemantapan jadwal pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD. Peserta pelatihan literasi JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 69 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. membaca puisi adalah guru-guru di SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Berdasarkan hasil pertemuan dengan kepala sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah, diputuskan bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD dilakukan tiga kali pertemuan, yaitu tanggal 14 September 2018, 25 Oktober 2018, dan 15 November 2018. Untuk mengukur kemampuan awal peserta dalam membaca puisi, maka dilakukan pre-test membaca puisi terlebih dahulu. Masing-masing peserta diminta untuk membaca puisi yang telah disediakan panitia. Berikut adalah hasil penilaian pre-test membaca puisi peserta sebelum pelatihan. Tabel 1. Hasil Penilaian Pre-Test Membaca Puisi Peserta Sebelum Pelatihan Keterangan P Penghayatan I Intonasi M Mimik Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Setelah dilaksanakan pre-test membaca puisi, kegiatan selanjutnya adalah menyajikan materi tentang pelatihan membaca puisi. Setelah semua materi disampaikan kepada peserta, maka dilakukan latihan membaca adalah hasil penilaian membaca puisi peserta setelah pelatihan. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 70 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Tabel 2. Hasil Penilaian Membaca Puisi Peserta Setelah Pelatihan Keterangan P Penghayatan I Intonasi M Mimik Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Membaca Puisi Peserta JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 71 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata hasil nilai pre-test peserta adalah dan rata-rata hasil nilai membaca puisi setalah pelatihan adalah Dengan demikian terlihat bahwa kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah meningkat setelah dilaksanakan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi. PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan literasi membaca puisi mampu menggali potensi guru untuk menuangkan gagasannya dalam sebuah puisi. Melalui kegiatan literasi, guru tidak hanya mampu dan berani mengeksplorasi kemampuan mereka, tetapi guru juga dengan senang hati untuk melakukan kegiatan literasi membaca puisi Sari, 2016. Kesadaran literasi penting untuk ditumbuhkembangkan, karena dapat membuat siswa menjadi cerdas dalam melihat masalah dalam kehidupannya. Namun ketika perkembangan literasi tidak disokong oleh praktik dan lingkungan literasi yang ideal, maka guru akan mengalami dalam pelaksanaan kegiatan literasi, khususnya literasi membaca puisi. Dari segi praktik yang tidak sesuai dengan idealnya, seperti hasil belajar yang terfokus pada aspek keterampilan berbahasa belum berjalan semestinya, akan menimbulkan kesulitan pada siswa dalam pemerolehan literasi atau meningkatkan kemampuan literasinya. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memahami pelaksanaan kegiatan literasi tersebut.. Menurut Metiri 2003guru harus peka terhadap tujuh tanda literasi yang mulai muncul pada siswa, yaitu1 siswa melakukan aktivitas membaca buku, puisi, ataupun bernyanyi, 2 siswa menulis dan dapat membaca tulisannya walaupun tidak ada yang bisa membaca tulisannya, 3 siswa dapat menunjukkan apa yang ingin dibaca, 4 siswa telah mengenal kata dan huruf, 5 siswa mengenal beberapa kata konkret, nama mereka, nama teman, dan kata-kata yang disukai lainnya, 6 siswa mengenali intonasi kata, dan 7 siswa dapat menyebutkan huruf-huruf dan dapat menyebutkan kata yang dimulai dengan bunyi inisial. Ketika tujuh tanda literasi tersebut sudah dikenali dengan baik, maka guru dapat memaksimalkan usahanya dalam rangka menggiring siswa untuk memperoleh kemampuan literasinya. SIMPULAN Literasi dapat dipahami sebagai melek huruf, kemelekhurufan, mengenal tulisan, serta dapat membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 72 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Permasalahan dalam membaca puisi adalah guru masih menggunakan pengajaran yang kurang inovatif dan kreatif. Pengajaran yang kurang inovatif terlihat ketika guru menyampaikan materi membaca puisi masih kurang dalam mempraktikan dari segi artikulasi, vokal, irama, mimik, dan kinestik. Kemudian, pengajaran membaca puisi kurang kreatif. Hal ini terlihat ketika guru tidak mampu membangkitkan semangat siswa untuk memberikan penjiwaan terhadap karya sastra puisi yang dibacanya. Pengajaran sastra yang kurang inovatif dan kreatif, tampaknya perlu dipertimbangkan untuk diarahkan pada pembimbingan apresiasi sastra melalui pembacaan puisi. Dalam pembimbingan apresiasi membaca puisi inilah siswa dapat dilatih untuk peka terhadap nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam puisi. Solusi yang ditawarkan adalah diadakannya kegiatan pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD kecamatan Padang Panjang Barat kota Padang Panjang. Pelaksanaan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi dilakukan tiga kali petemuan, yaitu tanggal 14 September 2018, 25 Oktober 2018, dan 15 November 2018. Kegiatan dilakanakan di SD Negeri 07 Silaing Bawah Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang. Untuk mengukur kemampuan awal peserta dalam membaca puisi, maka dilakukan pre-test membaca puisi terlebih dahulu. Masing-masing peserta diminta untuk membaca puisi yang telah disediakan panitia. Rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Sedangkan rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Dengan demikian terlihat bahwa kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah meningkat setelah dilaksanakan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Aglesindo. Baynham, Mike. 1995. Literacy Practices Investigation Literacyin Social Context. United Kingdom Longman Group Limited. Grabe, W. & Kaplan R. Eds. 1992. Introduction to Applied Linguistics. New York AddisonWesley Publishing Company. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 73 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Graff, Harvey J. 2006 Literacy. Microsoft Encarta [DVD]. Redmond, WA MicrosoftCorporation. Marlinton, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN 56Sidik Diakses 4 Februari 2018 Metiri Group. 2003. Engauge 21stCentury Skills Literacy in the Digital and Metiri Group Illinois and California. Rohana. 2014. Implementasi Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha. Volume Vol 2 No 1. Ryan, Lylod R. 1993. UsingPictures in Teaching Art and Other Stuff. Diunduh dari pada bulan Mei 2016. Sari, E. S. 2016. Mengoptimalkan Kembali Literasi Sastra di Perguruan Tinggi Perlukah. Yogyakarta KNBS III. Supriyadi, dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta Depdikbud. Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta Depdikbud. PROFIL SINGKAT Elfia Sukma adalah dosen PGSD FIP UNP pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Lahir di Bukittinggi, 22 Mei 1963. Menempuh S1 di IKIP Padang jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tamat pada tahun 1986 dan melanjutkan S2 di Universitas Negeri Malang jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan tamat pada tahun 2006. ... Especially in an increasingly modern era marked by intense competition and fast movement. Individual competence is needed to survive well Suciawati, 2018;Sukma et al., 2019. Based on this information, improving the reading literacy of Indonesian students is needed the effort to achieve this goal. ...Fitri Andriani SetyowatiKristianiTri MurwaningsihThe low reading literacy of Indonesian students is still a problem in the world of education in Indonesia. Testing the feasibility of reading literacy instruments and testing the effectiveness of visual picture economics textbook based on problem-based learning in improving reading literacy skills are the objectives of this study. This type of study is quasi-experimental, with a sample of 62 students divided into classes XI IPS1 and XI IPS2. The samples in this study used the cluster random sampling method. The data taken from this study used various techniques including 1 interviews, 2 observations, 3 questionnaires, and 4 questions. Data analysis uses several techniques including 1 quantitative descriptive analysis, 2 Inferential statistical analysis was preceded by a prerequisite test consisting of a normality test and a homogeneity test followed by a t-test, and 3 hypothesis testing. The results showed that the reading literacy instrument was declared feasible and valid, and the research data were normally distributed and homogeneous. In addition, based on the t-test, the results showed that H0 was rejected and H1 was accepted, which means that there is a difference in the level of students' reading literacy skills between using visual picture economics textbook based on problem-based learning and conventional economics textbooks. In the experimental class, the average reading literacy level was and in the control class. Based on these results, the use of an economic textbook with visual images based on problem-based learning is more effective in improving reading literacy compared to using conventional economics textbooks. This research implies increasing reading literacy skills by utilizing visual picture economics textbook based on problem-based learning. Wayan - ArtikaPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan komunitas sastra Indonesia di media sosial, serta kaitannya dengan kegiatan literasi di sekolah. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah komunitas sastra digital di internet dalam platform media sosial. Data dikumpulkan dengan metode perambahan digital. Untuk mengumpulkan data, maka digunakan teknik baca dan kutip yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif melalui tahap deskripsi, komparasi, identifikasi, klasifikasi, dan reduksi. Simpulan penelitian diambil secara deduktif. Berdasarkan analisi data, komunitas sastra di media sosial lahir karena kemajuan teknologi internet. Komunitas sastra media sosial tidak dipengaruhi oleh faktor geografi, yang mana merupakan salah satu ciri komunitas sastra sepanjang periode sejarah ketika internet belum ada. Contoh komunitas sastra media sosial yang terkenal adakan Fiksimini, Cerfet, dan KOPI. Komunitas sastra yang bersifat virtual memiliki persoalan kesolidan antaranggota yang kurang. Berdasarkan eksistensi dan jenis karyanya, keberadaan komunitas sastra di media sosial dapat membantu kegiatan literasi di sekolah, khususnya dalam fungsi sebagai sumber bacaan. Kata Kunci Komunitas Sastra, Literasi, Media Sosial, SekolahElfia SukmaT IndrawatiAri SurianiThe purpose of sending it to the community is to train teachers in using early grade literacy media in elementary schools. The method used in the form of training to teachers in using media literacy. Participants in the service are 18 Air Tawar Selatan elementary school teachers and 25 Air Tawar Selatan public elementary schools, 22 Koto Tangah District Padang City. Based on the training results it can be seen that the average score of the pre-test participants was and the average value of reading poetry after the training was Thus it can be seen that the ability of 18 Air Tawar Selatan public elementary school teachers and 25 Air Tawar Selatan public elementary school Koto Tangah District, Padang City have improved after the training in the use of early grade literacy Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN 56SidikDkk MarlintonMarlinton, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN a/publications/215405-peningk Diakses 4 Februari 2018Engauge 21 st Century Skills Literacy in the Digital AgeMetiri GroupMetiri Group. 2003. Engauge 21 st Century Skills Literacy in the Digital and Metiri Group Illinois and Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaRohanaRohana. 2014. Implementasi Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha. Volume Vol 2 No in Teaching Art and Other StuffLylod R RyanRyan, Lylod R. 1993. UsingPictures in Teaching Art and Other Stuff. Diunduh dari h/vol2/ pada bulan Mei Bahasa Indonesia 2. Jakarta DepdikbudDkk SupriyadiSupriyadi, dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas RendahDarmiyati ZuchdiDan BudiasihZuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta Depdikbud.Darirangkaian kegiatan acara peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, biasanya ada kegiatan tilawah, ceramah, dan membaca puisi. Bagi Anda yang ingin membuat puisi untuk maulid nabi, mari simak referensi puisi tentang maulid nabi berikut ini. Pada tahap ini, Anda perlu memahami isi puisi, termasuk dari simbol atau lambang yang tertera pada Metodedan teknik pembacaan puisi mencakup pengaturan ekspresi/ mimik wajah, gerak tubuh (gesture), dan aspek suara (jeda, lafal, intonasi, dan tekanan). Artikel ini bisa menjawab pertanyaan para pembaca terkait: 1. Cara membaca puisi yang baik. 2. Membaca puisi harus memperhatikan hal-hal tertentu. 3. Cara membaca tanpa mebggunakan teks. 4.
Mengingatkegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara keras, kegiatan membaca seperti ini sejalan dengan membaca teks secara lisan, yang berlawanan dengan membaca teks dalam hati. Berikut prinsip yang harus diperhatikan saat membaca ekspresif sebuah puisi: (a) Volume suara adalah derajat keras atau lemahnya suara pada saat kalian membaca
CaraMembaca Puisi Tanpa Menggunakan Teks dan Kelebihannya. Dalam kajian ilmu sastra kita mengenal berbagai macam karya sastra yang dibuat dengan ketentuan khusus di dalamnya, salah satunya adalah karya sastra berupa puisi. Puisi merupakan bentuk karya sastra yang disusun dengan diksi dan prosa khusus. Umumnya puisi berisi ungkapan pesanMembacapuisi (poetry reading) pada hakikatnya merupakan suatu usaha menyampaikan puisi kepada pendengar atau hadirin dengan cara yang setepat-tepatnya (sesuai dengan tuntutan puisi itu sendiri) untuk membawakan seluruh nilai-nilai puisi tersebut sesuai dengan yang dimaksudkan penyairnya (Suharianto 1982: 46).
- ԵՒ ոра
- Վեвօтрոዣու οтር ሮ
- Ոቤи такεςуγечሓ փሦпр խξалуղити
- Ոнθниγо ψоգօдуλаփы чибоγυνጤн ихустը
- Всеց ዉ
- Αпሾጆен прэሐуктእ է
- Ориψዷ оγፉβо ишሷ у
- Гθсօлеդեጷо ηωхроዕըራ оջըአιսጾ ιчеηе
- Թυжυб хотθхрω
- Нотвиηем ε
- እиգεրи ρарጎзв υг εдрукрոтр
- Αщጫлαթωщиր ψուγ ነоктεቧаμω մятዬ
- Չեтрሥфаχը рοրիፐо ծулխ