Takhanya indah, proses dalam kegiatan membaca puisi dapat bermanfaat untuk membentuk karakter anak melalui penyerapan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya. Selain itu, anak pun bisa belajar mendalami emosi dengan kegiatan membaca puisi, Ma. Untuk melakukannya, Mama bisa simak dan praktikkan 9 cara membaca puisi yang benar, berikut
Konferensi Berbagi Pengalaman Falun Dafa kedua di Little Lotus Academy di New York berlangsung pada 26 Mei 2023. Kepala sekolah, guru, dan 24 siswa semua berbagi pengalaman mereka berlatih Falun Dafa dan mengikuti prinsip-prinsip Falun Dafa Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan sehari-hari Berbagi Pengalaman Falun Dafa kedua di Little Lotus Academy pada 26 Mei usia mereka masih muda, anak-anak dapat mencari ke dalam dan terus-menerus mengenali bagian yang dapat mereka tingkatkan. Termasuk sifat iri hati, mentalitas bersaing, dan lain-lain. Para orang tua terkesan bahwa sekolah memberikan kesempatan seperti itu kepada anak-anak muda ini untuk meningkat dengan sehat dan Lotus Academy terletak di Middletown, New York, adalah sekolah dasar yang menawarkan pengajaran komprehensif berdasarkan nilai-nilai tradisional, terutama Falun Dafa dan prinsip TradisionalXiong, kepala sekolah, mengatakan bahwa pendidikan memainkan peran penting dalam masyarakat yang mengalami kemerosotan moral. Dia mengatakan senang bekerja dengan guru dan orang tua untuk memperbaiki situasi melalui ajaran Falun Dafa dan menciptakan jalan bagi generasi dan cita-cita Falun Dafa diintegrasikan ke dalam jadwal sekolah. Kelas pertama setiap hari adalah membaca ajaran Falun Dafa selama satu jam. Tema setiap bulan terkait dengan kebajikan. Misalnya, tema bulan Mei adalah “Falun Dafa baik.” Selain berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Dafa, guru juga mengundang praktisi untuk berbicara tentang topik tertentu, mengulas bagaimana Guru Li pencipta Falun Dafa memperkenalkan latihan ini kepada masyarakat, menceritakan kisah tentang tekad dan keberanian praktisi dalam penganiayaan di Tiongkok, dan mendorong anak-anak untuk menghargai kali saat belajar bersama di pagi hari, para siswa membaca puisi Hong Yin VI. Suara seorang gadis sangat lembut dan dia tidak bisa fokus. Ketika guru memintanya untuk membaca lebih keras, gadis itu menjawab, “Tidak, saya tidak bisa. Saya lelah dan ingin pulang.” Beberapa siswa menjelaskan kepadanya, “Anda harus belajar ajaran Dafa dengan baik untuk kembali ke rumah yang sebenarnya, maksud kami, rumah surgawimu yang sebenarnya dari mana kamu berasal.”Gadis itu segera mengerti. Dia berhenti mengeluh dan bisa fokus NyataWang, salah seorang guru, bertanggung jawab memimpin kelas senior dalam kelompok belajar sambil mengajar bahasa Mandarin untuk siswa kelas empat dan lima. Ketika beberapa siswa terganggu selama belajar bersama, dia duduk di sebelah mereka dan membaca bersama mereka. Setiap hari, seorang murid merenungkan keadaan dirinya dalam mempelajari ajaran Dafa untuk meningkatkan awalnya, Wang menemukan banyak murid yang tidak tahu bagaimana berkultivasi. Artinya, mereka tidak mencari ke dalam atau merenungkan bagaimana mereka bisa berbuat lebih baik. Hasilnya, dia mulai rutin melafalkan puisi “Berkultivasi Nyata” dalam Hong Yin di awal belajar bersama setiap Jumat, ada diskusi kelompok di mana siswa bertukar pikiran atau berbagi pemahaman tentang cerita kultivasi di Minghui dari praktisi muda. Ketika muncul masalah atau sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kultivasi, kelas mendiskusikannya dan semua orang membicarakan pemahamannya. Wang juga secara terbuka membagikan pemahamannya sendiri sehingga setiap orang dapat meningkat anak-anak membuka hati mereka. Beberapa siswa yang sebelumnya tidak mendengarkan orang lain sekarang dengan senang hati menerima umpan balik dan berkata, “Terima kasih.” Mereka juga mencari ke dalam dan membantu mereka yang tertinggal. Wang menjelaskan, “Dari sini saya juga belajar bahwa berkultivasi Falun Dafa berarti kita harus memperhatikan orang lain dengan belas kasih dan tanpa pamrih. Lagipula, seperti yang kita ketahui dari ajaran Falun Dafa, para siswa semuanya adalah praktisi muda, dan adalah misi kita untuk menjaga mereka dengan baik.”Tiga CeritaMulai dari kelas dua dan lima, dua puluh empat siswa itu bercerita tentang cerita mereka masing-masing. Lunar berusia 10 tahun dan datang ke Amerika Serikat tujuh tahun lalu. Dia berbagi tiga cerita yang terjadi dalam tujuh tahun setelah dia mulai berlatih Dafa. Saat berusia tiga tahun, Lunar mengidap penyakit mata yang disebut konjungtivitis alergi. Meskipun orang tuanya membawanya untuk menerima segala macam perawatan medis di Tiongkok, tidak satupun dari mereka berhasil. Setelah dia mulai membaca ajaran Falun Dafa di Amerika Serikat, matanya membaik dalam dua minggu, dan kemudian sembuh total. Lunar sangat berterima kasih kepada Guru Li. Setelah menyaksikan ini, neneknya berkata bahwa Falun Dafa baik dan mulai kali ketika dia melakukan perangkat latihan kedua ketika berusia tujuh tahun, Lunar berkata, "Falun Dafa baik" dan "Sejati-Baik-Sabar baik." Dia merasa seolah-olah seseorang sedang membantunya mengangkat lengannya, dan dia tidak lagi merasa lelah ketika melakukan latihan. Setelah menyelesaikan latihan, dia melihat Falun emas besar berputar, dan itu sangat mengesankan. Dia berkata bahwa baru-baru ini dia mengendur dalam melakukan latihan dan memutuskan untuk melakukannya dengan lebih kelas menari semester ini, Lunar dan gadis lain mengalami konflik. Keduanya bersamaan berkata, "Saya tidak menyukaimu." Mempertimbangkan kata-kata Guru tentang Sejati-Baik-Sabar, Lunar tahu dia melakukannya dengan buruk dan menyesalinya. Seusai kelas, dia langsung meminta maaf kepada gadis lain, dan setelah itu keduanya menjadi teman KeterikatanJason, juga berusia sepuluh tahun, selalu mengingat kata-kata Guru, "Anda yang berlatih Gong dipukul bahkan tidak melawan, dicaci tidak membalas." Ceramah 9, Zhuan Falun Akibatnya, dia tidak pernah bertengkar atau berdebat dengan anak lain. Ketika dia masih sangat muda, dia tidak suka berpartisipasi dalam pawai karena dia akan menjadi sangat lelah sehingga dia merasa kakinya akan patah. Dengan mencari ke dalam, Jason menyadari bahwa dia malas dan memiliki keterikatan pada kenyamanan. Kali berikutnya dia mengikuti pawai, dia tidak merasa lelah meski lebih lama. Dia berharap mereka yang mendengar ceritanya dapat belajar dari pengalamannya dan melepaskan keterikatan dipindahkan ke Little Lotus Academy tahun lalu pada usia sembilan tahun. Pada awalnya, dia akan marah dan membantah ketika seseorang menunjukkan kesalahannya. Dia kemudian mencari ke dalam dan mampu menghilangkan sifat iri hati dan mentalitas pamer. Ketika gadis lain menunjukkan kepada Alice di mana dia tidak melakukannya dengan baik, Alice mengenang, "Saya tidak bahagia dan memikirkan sesuatu yang negatif tentang dia. Segera saya merasa sesuatu yang hangat telah diambil dari saya, dan saya menyesalinya. Sebenarnya, dia memberi saya De kebajikan dan membantu saya mengenali keterikatan ini – tidak mampu menerima kritik. Saya benar-benar perlu melakukan yang lebih baik.”Siswa dari tingkat kelas yang lebih rendah juga berbicara tentang cerita mereka. Tavia duduk di kelas tiga. Suatu hari saat dia duduk di luar, dia melihat dua burung kolibri datang ke tempat makan burung. Kemudian dua lagi datang dan keempatnya mulai bertarung. Dia berkata, “Saya bertanya-tanya mengapa saya melihat adegan ini. Bisa jadi Guru Li menggunakan ini untuk mengingatkan saya bagaimana manusia biasa bertengkar satu sama lain demi keuntungan pribadi. Sejak saat itu, saya selalu berusaha mempertahankan pikiran yang murni dan tenang saat melakukan latihan dan memancarkan pikiran lurus. Saya sangat senang."Tianqi duduk di kelas dua. Dia bangun jam 5 pagi dan tidak bisa tidur lagi. Ketika ibunya memintanya untuk bermeditasi, dia tidak senang tetapi tetap melakukannya. Saat bermeditasi, dia melihat Falun roda hukum dengan berbagai ukuran. Tianqi sangat bersemangat dan mengatakan dia juga bisa tidur nyenyak setelah melakukan sekolah itu diluncurkan dua tahun lalu, konferensi berbagi pengalaman diadakan setiap tahun. Xiong menambahkan, “Saya berterima kasih kepada Guru Li atas kesempatan ini bagi kita semua untuk belajar bersama, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan berbuat lebih baik sesuai dengan nilai-nilai tradisional.” Seluruh artikel, grafik, dan konten yang dipublikasikan dilindungi oleh Hak Cipta. Minghui secara berkala akan menerbitkan kumpulan konten daringnya.
Salahsatu kegiatannya adalah "baca puisi" yang masuk dalam sesi Panggung Anak Indonesia Merdeka. Tahun lalu, Kementerian PPPA juga mengadakan lomba menulis dan membaca puisi untuk memperingati HAN. Karya yang terpilih bahkan dibacakan langsung di acara puncaknya (23/7/2020). Puisi tampaknya manjadi karya sastra yang mendapat banyak perhatian.
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 194 Jurnal Kelasa Kelebat Bahasa dan Sastra p-ISSN 1907-7165 e-ISSN 2721-4672 FAKTOR MINAT BACA DALAM PEMBELAJARAN PUISI The Reading Interest Factor in Learning of Poetry Dina Ramadhantia, Diyan Permata Yandab a,bSTKIP PGRI Sumatera Barat dina_ramadhanti89 Abstrak Salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar memahami puisi adalah minat baca. Minat terhadap bacaan berhubungan dengan perhatian terhadap bacaan, perasaan saat dan setelah membaca, dan respons terhadap isi bacaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tingkat minat baca siswa dan seberapa besar faktor minat baca tersebut memengaruhi kemampuan memahami puisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca siswa tergolong tinggi dengan persentase 70,82% dan rata-rata kemampuan memahami puisi siswa adalah 81,03. Hubungan antara variabel minat baca dan kemampuan memahami puisi tergolong signifikan, tetapi tidak terlalu kuat dilihat berdasarkan rentangan nilai korelasinya. Faktor minat baca hanya memengaruhi kemampuan memahami puisi sebesar 13,1% dan sisanya 86,9% dipengaruhi oleh faktor yang lain. Faktor minat baca dari segi perhatian terhadap bacaan memengaruhi kemampuan memahami struktur fisik puisi, sedangkan minat dari segi perasaan dan respons terhadap bacaan memengaruhi kemampuan memahami struktur batin puisi. Kata-kata kunci minat baca, pembelajaran, puisi Abstract One of the factors that influence learning outcomes to understand poetry is reading interest. Interest in reading is related to attention to the reading, feelings during and after reading, and responses to the content of the reading. This research is a quantitative study with a correlational method. This study aims to explain the level of students' reading interest and how much the reading interest factor affects their ability to understand poetry. The results showed that the students' reading interest was high with a percentage of 70,82%. and the average ability of students to understand poetry is 81,03. The relationship between reading interest variables and the ability to understand poetry is significant but not too strong seen based on the range of correlation values. The reading interest factor only affects the ability to understand poetry by 13,1% and Naskah Diterima Tanggal 26 September 2020—Direvisi Akhir Tanggal 2 Desember 2020—Disetujui Tanggal 11 Desember 2020 doi DOI Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi195 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 the remaining 86,9% is influenced by other factors. The reading interest factor in terms of attention to reading affects the ability to understand the physical structure of the poetry, while interest in terms of feelings and responses to reading affects the ability to understand the inner structure of the poetry. Keywords the reading interest, learning, poetry PENDAHULUAN Puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang imajinatif. Ketika berhadapan dengan puisi, seseorang bisa jadi akan mendengar atau membaca puisi dengan sungguh-sungguh, menulis puisi, mendeklamasikan, dan menulis resensi puisi. Kegiatan semacam ini disebut juga dengan apresiasi puisi. Menurut Waluyo 2005, kegiatan apresiasi puisi menyebabkan seseorang memahami puisi secara mendalam dengan penuh penghayatan, merasakan apa yang ditulis penyair, mampu menyerap apa yang terkandung di dalam puisi, dan menghargai puisi sebagai karya seni dengan keindahan atau kelemahannya hlm. 44. Memahami puisi termasuk bagian dari kegiatan mengapresiasi puisi. Sebagaimana dinyatakan oleh Waluyo 2005 bahwa syarat untuk dapat mengapresiasi puisi adalah kepekaan batin terhadap nilai-nilai karya sastra, sehingga seseorang mengenal, memahami, menafsirkan, menghayati, dan menikmati karya sastra tersebut hlm. 44. Hal-hal yang perlu dipahami dari puisi, yaitu unsur pembangun puisi. Puisi dipahami dari segi bentuk struktur fisik dan isinya struktur batin. Struktur fisik puisi merupakan bagian puisi yang tampak nyata, seperti perwajahan/ topografi, diksi, imaji/citraan, kata konkret, bahasa figuratif, dan verifikasi rima, ritme, dan metrum. Ramadhanti & Yanda 2017 menyatakan bahwa struktur batin/mental puisi merupakan bagian yang tidak tampak nyata, namun dirasakan secara abstrak oleh pembaca, seperti tema, rasa, nada dan suasana, dan amanat hlm. 35. Penelitian tentang struktur fisik puisi dan struktur batin puisi telah banyak dilakukan oleh para pemerhati puisi. Penelitian tentang struktur fisik puisi, misalnya dilakukan oleh Saputri 2017 yang meneliti tentang struktur fisik puisi dari segi gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang hlm. 11 dan Hayatunnufus 2017 yang meneliti tentang struktur fisik puisi dari segi Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 196 penggunaan diksi dan imaji/citraan hlm. 213. Sebaliknya, Andi 2017 meneliti tentang struktur batin/struktur mental puisi menggunakan kajian intertekstual untuk membandingkan isi dan pesan yang terkandung di dalam puisi. Untuk dapat memahami puisi khususnya bagi pemula, minat baca menjadi salah satu faktor yang memengaruhi. Minat menurut KBBI merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan. Menurut Slameto 2010, minat baca meliputi tiga hal, yaitu perhatian, perasaan, dan respons. Perhatian terhadap isi bacaan meliputi frekuensi membaca, waktu yang diperlukan untuk membaca, dan jumlah bacaan. Perasaan saat dan setelah membaca meliputi perasaan senang terhadap bacaan dan ketertarikan dan kepuasan setelah membaca. Respons terhadap bacaan meliputi memahami isi bacaan, menemukan permasalahan dan penyelesaiannya, dan mengambil manfaat dari bacaan hlm. 180. Minat baca menjadi faktor penting dalam pembelajaran puisi. Sebagaimana dinyatakan oleh Sari & Yanda 2016 bahwa selain penguasaan gaya bahasa, minat baca menjadi faktor yang memengaruhi kemampuan menulis puisi hlm. 179. Jika minat baca memengaruhi kemampuan menulis puisi, diasumsikan minat baca juga memengaruhi kemampuan memahami puisi. Hal ini didasarkan pada pentingnya kemampuan membaca dalam kegiatan apresiasi puisi. Tanpa membaca, seseorang akan sulit memahami, baik memahami hal-hal yang tersurat, maupun yang tersirat di dalam sebuah puisi. Minat baca yang tinggi akan membantu seseorang memperkaya kosakata dan memahami makna yang terkandung dalam kosakata tersebut sehingga menjadi bekal baginya dalam upaya mengapresiasi puisi. Berdasarkan hal-hal tersebut, penelitian tentang faktor minat baca dalam pembelajaran puisi perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua rumusan penelitian, yaitu pertama, bagaimanakah tingkat minat baca siswa? Kedua, seberapa besar pengaruh minat baca siswa terhadap kemampuan memahami puisi? METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan rancangan korelasional untuk menentukan seberapa besar pengaruh minat baca terhadap kemampuan memahami puisi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X SMA Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi197 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 Negeri 14 Padang yang mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia untuk KD Menganalisis Unsur Pembangun Puisi. Sampel penelitian ini berjumlah 58 orang. Pemilihan sampel penelitian dilakukan secara acak dengan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu pertama, kuesioner minat baca yang dikembangkan berdasarkan teori minat baca dengan tiga indikator, yaitu perhatian terhadap bacaan, perasaan saat dan setelah membaca, respons terhadap bacaan. Kedua, lembar tes pilihan ganda memahami puisi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang valid dan reliabel berdasarkan uji validitas dan reliabilitas. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama, siswa mengisi angket minat baca. Kedua, siswa mengerjakan tes pilihan ganda memahami puisi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan korelasi product moment. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan rerata nilai minat baca dan kemampuan memahami puisi. Korelasi product moment digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel minat baca X dengan varibel kemampuan memahami puisi Y. Sebagaimana dinyatakan oleh Fitri & Ramadhanti 2019 bahwa korelasi merupakan teknik statistik inferensial yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua atau lebih variabel hlm. 80. Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 23. PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijelaskan dua rumusan penelitian, yaitu minat baca siswa dan pengaruh minat baca terhadap kemampuan memahami puisi. Minat Baca Siswa Minat baca siswa diukur berdasarkan tiga indikator, yaitu perhatian, perasaan, dan respons. Tiap-tiap indikator memiliki sub-indikator. Berdasarkan hasil pengukuran, minat baca siswa tergolong baik dengan persentase 70,82%. Berdasarkan persentase capaian minat baca tersebut, secara umum siswa memiliki minat baca yang tergolong tinggi. Selanjutnya, minat baca siswa untuk tiap-tiap indikator dijelaskan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Minat Baca Siswa Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 198 Perasaan senang terhadap bacaan Ketertarikan dan kepuasaan setelah membaca Menemukan dan memecahkan masalah Mengambil manfaat dari bacaan Berdasarkan Tabel 1 di atas, minat baca siswa secara umum tergolong baik dengan persentase 70,82%. Rincian minat baca siswa untuk masing-masing indikator dijelaskan berikut ini. Minat Baca dari Segi Perhatian terhadap Bacaan Siswa memiliki perhatian yang baik terhadap bacaan 65,17%. Perhatian tersebut ditunjukkan dengan frekuensi, waktu, dan jumlah bacaan. Siswa memiliki frekuensi membaca yang cukup baik 60,89%. Frekuensi membaca siswa terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, ketika libur, siswa menyempatkan diri untuk membaca buku 66,21%. Kedua, siswa bersemangat mengikuti pelajaran karena ia suka membaca buku yang berhubungan dengan materi pelajaran 76,90%. Ketiga, siswa membaca karya sastra, ketika merasa mulai jenuh dengan buku pelajaran 69,66%. Keempat, jika ada tugas, siswa akan memulainya dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan tugas itu 64,84%. Kelima, siswa biasanya meminjam buku di perpustakaan karena ia senang membaca 66,55%. Keenam, siswa membaca buku untuk memudahkannya mengikuti pelajaran 82,07%. Ketujuh, meskipun terasa lelah dengan rutinitas sehari-hari, saya menyempatkan diri untuk membaca 56,21%. Siswa menyediakan waktu untuk membaca 65,98%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, siswa biasanya mengunjungi ruang baca atau perpustakaan untuk membaca 67,24%. Kedua, siswa membiasakan diri untuk membaca minimal satu jam sehari 56,55%. Ketiga, siswa selalu meluangkan waktu untuk membaca buku 65,17%. Keempat, ketika siswa dibebankan dengan tugas-tugas pelajaran, ia selalu menyempatkan diri untuk membaca buku-buku yang berhubungan dengan tugas tersebut 57,93%. Kelima, siswa menuliskan kalimat-kalimat motivasi di kamarnya untuk selalu membaca buku setiap hari agar tidak malas membaca 81,72%. Keenam, siswa membaca buku setiap hari sebelum melakukan kegiatan 67,24%. Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi199 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 Siswa memilki bacaan yang cukup banyak 69,37%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, siswa membaca minimal satu buah buku dalam sehari 69,66%. Kedua, siswa membaca berbagai jenis buku untuk memperluas wawasan 73,45%. Ketiga, siswa mengatakan ada jenis buku yang tidak disukainya sehingga buku itu tidak pernah dibacanya 75,52%. Keempat, siswa telah membaca setidaknya lima buku untuk beragama jenis bacaan 58,62%. Kelima, siswa memiliki keinginan untuk menjadi orang yang cerdas sehingga ia banyak membaca buku 69,31%. Siswa membaca dan mengutip bagian dari bacaan untuk diaplikasikan dalam kehidupan 69,66%. Minat Baca dari Segi Perasaan saat dan setelah Membaca Siswa memiliki perasaan tertentu setelah membaca 69,45%. Perasaan tersebut ditunjukkan dengan perasaan senang terhadap bacaan dan ketertarikan dan kepuasan setelah membaca. Siswa memiliki perasaan senang terhadap bacaan 70,74%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, saya membaca buku untuk menambah pengetahuan 76,55%. Kedua, siswa senang setelah membaca buku 75,52%. Ketiga, siswa merasa ada kepuasan sendiri setelah membaca buku 82,07%. Keempat, siswa merasa ada yang kurang jika tidak membaca buku 62,41%. Kelima, siswa merasa puas setelah membaca meskipun disibukkan oleh tugas-tugas sekolah 65,17%. Keenam, saya lebih senang membaca buku daripada menghabiskan waktu dengan percuma 64,14%. Ketujuh, siswa membaca buku setiap hari agar mudah memahami pelajaran 73,79%. Kedelapan, siswa membaca buku sebelum mengikuti pelajaran 82,76%. Kesembilan, siswa merasa bosan jika belum membaca buku kesukaannya 76,21%. Kesepuluh, siswa merasa kurang nyaman jika belum membaca 65,86%. Kesebelas, dengan membaca buku, siswa merasa lebih rileks di tengah kesibukan menyelesaikan tugas-tugas sekolah 70,00%. Keduabelas, siswa selalu menyempatkan diri membaca buku meskipun disibukkan dengan tugas-tugas sekolah setiap hari 62,76%. Ketigabelas, siswa merasa ada yang kurang, jika belum membaca buku 62,41%. Siswa memiliki ketertarikan dan kepuasan setelah membaca buku 67,93%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, saya Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 200 membaca buku agar bisa menjelaskan pengetahuan yang dimiliki kepada teman saya 75,15%. Kedua, siswa dapat menjawab pertanyaan dalam pelajaran karena rajin membaca 69,31%. Ketiga, saya mempunyai koleksi buku untuk dibaca 56,90%. Keempat, saya menjadi mudah memahami pelajaran karena telah membaca buku yang berhubungan dengan mata pelajaran yang saya ikuti secara berulang-ulang 76,21%. Kelima, siswa selalu membaca buku dengan penuh perhatian dan konsentrasi 77,24%. Keenam, jika ada buku terbitan terbaru yang disukainya, siswa akan segera membacanya 64,48%. Ketujuh, siswa akan mengunjungi bazar buku dan membeli buku yang disukainya 54,14%. Kedelapan, siswa lebih senang membaca buku tertentu dan ada buku yang tidak disukai 60,34%. Kesembilan, ada siswa yang tidak suka membaca 22,41%. Kesepuluh, ada siswa yang lebih memilih mengerjakan kegiatan lain daripada membaca 34,48%. Kesebelas, siswa yang gemar membaca menemukan kepuasan tersendiri setelah membaca buku 70,34%. Minat Baca dari Segi Respons yang Muncul setelah Membaca Siswa menunjukkan respons tertentu setelah membaca buku 75,00%. Respons tersebut ditunjukkan dengan memahami isi bacaan, menemukan dan memecahkan permasalahan, dan mengambil manfaat dari bacaan. Siswa dapat memahami isi bacaan dengan baik 75,00%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, siswa mengatakan bahwa ia ditunjukkan oleh guru untuk menjelaskan isi bacaan 75,86%. Kedua, saya dapat membantu teman saya yang mengalami kesulitan memahami bacaan 71,38%. Ketiga, siswa dapat menjelaskan kembali maksud dari isi buku yang dibacanya 75,86%. Keempat, saya berusaha memahami buku dengan baik supaya saya mengetahui maksud dari isi buku tersebut 84,83%. Kelima, saya berusaha membantu teman saya yang kesulitan dengan mengutip pesan yang terkandung dari buku yang saya baca 74,83%. Keenam, siswa mengatakan sulit memahami isi buku karena banyak kosakata yang tidak dipahaminya 30,69%. Ketujuh, siswa berusaha memahami isi buku dan mencari makna kata sulit di dalam kamus 78,28%. Siswa menemukan dan memecahkan masalah dengan baik 76,84%. Hal tersebut terlihat dari Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi201 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 penjelasan berikut ini. Pertama, siswa selalu mencatat hal-hal penting dari buku yang dibacanya 79,31%. Kedua, siswa memperoleh banyak pengalaman setelah membaca buku 79,66%. Ketiga, siswa semakin mencintai lingkungan setelah membaca buku tentang lingkungan hidup 74,14%. Keempat, siswa tidak menemukan manfaat dari buku yang dibacanya karena tidak paham dengan maksud isi buku 21,03%. Kelima, siswa berusaha mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dari buku yang dibacanya dalam kehidupan sehari-hari 69,31%. Keenam, siswa menemukan berbagai potret kehidupan dari buku yang dibacanya dan berusaha belajar dari hal tersebut 79,66%. Siswa mengambil manfaat dari buku yang dibacanya 75,00%. Hal tersebut terlihat dari penjelasan berikut ini. Pertama, siswa mendapatkan nilai terbaik dalam mata pelajaran yang diikutinya karena rajin membaca 69,93%. Kedua, siswa mendapat banyak pengalaman setelah membaca buku 77,93%. Ketiga, siswa tidak mendapatkan manfaat dari buku yang dibacanya karena tidak paham dengan maksud isi buku tersebut 21,03%. Keempat, siswa menjadi termotivasi untuk menulis setelah membaca beberapa buku 75,86%. Kelima, siswa menghasilkan sebuah tulisan karena gemar membaca 61,38%. Keenam, siswa tidak suka menulis karena tidak suka membaca 28,97%. Ketujuh, siswa tidak suka membaca karena tidak suka dengan buku 24,48%. Faktor Minat Baca dalam Memengaruhi Kemampuan Memahami Puisi Minat baca diasumsikan sebagai faktor utama yang memengaruhi kemampuan memahami puisi. Dalam hal ini, minat baca disebut sebagai variabel bebas yang memengaruhi variabel terikat, yaitu memahami puisi. Uji statistik deskriptif untuk kedua jenis variabel tersebut disajikan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Uji Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Berdasarkan Tabel 2 di atas, uji statistik untuk variabel minat baca yaitu Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 202 sampel penelitian yang mengisi kuesioner sebanyak 58 orang dan tidak ada data yang hilang. Nilai tendency central data, yaitu mean data adalah 70,82; median data adalah 70,63; modus data adalah 69,84; dan sum data adalah 4107. Nilai dispersi simpangan data, yaitu skor minimal adalah 57,46; skor maksimal adalah 86,67; range data adalah 29,21; varian data adalah 52,68; standar deviasi adalah 7,26; dan standar error of mean adalah 0,95. Berdasarkan distribusi data, nilai rasio skewness adalah 0,39 dan nilai rasio kurtosis adalah -1,20. Nilai tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk variabel memahami puisi, sampel yang mengerjakan tes memahami puisi sebanyak 58 orang dan tidak ada data yang hilang. Nilai tendency central data, yaitu mean data adalah 81,03; median data adalah 82,00; modus data adalah 80,00; dan sum data adalah 4700. Nilai dispersi simpangan data, yaitu skor minimal adalah 62,00; skor maksimal adalah 92,00; range data adalah 30,00; varian data adalah 41,26; standar deviasi data adalah 6,42; dan standar error of mean data adalah 0,84. Berdasarkan distribusi data, nilai rasio skewness adalah -3,23 dan nilai rasio kurtosis adalah 1,99. Nilai tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal. Untuk mengetahui seberapa besar faktor minat baca memengaruhi kemampuan memahami puisi digunakan rumus korelasi Pearson product moment. Hasil uji statistik product moment tersebut divisualisasikan pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Uji Korelasi Product Momen Sum of Squares and Cross-products Sum of Squares and Cross-products **. Correlation is significant at the level 2-tailed. Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien korelasi minat baca dan memahami puisi adalah 0,362 p=0,01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara variabel minat baca dengan variabel memahami puisi adalah sebesar 0,362. Nilai tersebut menunjukkan meskipun positif, hubungan kedua variabel tidak terlalu kuat bahkan rendah karena nilai tersebut Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi203 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 berada pada rentangan 0,20—0,39. Hal tersebut menyatakan bahwa sampel yang memperoleh skor minat baca tinggi bisa jadi memperoleh skor memahami puisi yang tinggi pula. Sampel yang memperoleh skor memahami puisi yang tinggi bisa jadi dipengaruhi oleh faktor minat baca. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tinggi rendahnya nilai memahami puisi siswa dipengaruhi oleh minat baca yang tinggi, bisa pula tidak karena minat baca bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi dilihat dari nilai korelasi minat baca puisi dan kemampuan memahami puisi tersebut. Meskipun bukan menjadi faktor utama yang memengaruhi kemampuan memahami puisi, tinggi rendahnya minat baca siswa dalam hal ini tetap dipandang memberikan kontribusi terhadap kemampuan memahami puisi. Untuk menentukan seberapa besar kontribusi minat baca terhadap kemampuan memahami puisi dilakukan uji statistik sebagaimana divisualisasikan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Uji Signifikansi Variabel Std. Error of the Estimate a. Predictors Constant, Minat Baca Berdasarkan Tabel 4 di atas, nilai t-hitung adalah 6,04 dan t-tabel untuk sampel 58-2 adalah 1,67. Hasil tersebut menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara minat baca dengan kemampuan memahami puisi. Dengan demikian, minat baca menjadi faktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi. Besarnya sumbangan kontribusi variabel minat baca terhadap kemampuan memahami puisi dilihat berdasarkan nilai R-Square pada Tabel 4 tersebut adalah 0,131. Dengan menggunakan rumus KP = r2 x 100% diperoleh nilai sumbangan kontribusi variabel X terhadap variabel Y sebesar 13,1%. Artinya minat baca menjadi prediktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi sebesar 13,1% dan sisanya 86,9% dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil analisis data, sampel penelitian memiliki minat baca yang tergolong baik dengan persentase 70,82% dan 13,1% minat baca tersebut memengaruhi kemampuan memahami puisi. Dari tiga indikator, indikator perhatian terhadap bacaan tergolong rendah dibanding dua indikator lainnya. Perhatian terhadap bacaan khususnya Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 204 frekuensi bacaan tergolong rendah. Padahal, frekuensi bacaan memengaruhi keberhasilan akademik. Sebagaimana dinyatakan oleh Celik 2019 bahwa siswa yang mempunyai frekuensi membaca yang tinggi, jumlah bacaannya banyak, serta yang menyediakan waktu yang lebih banyak untuk membaca akan mendapatkan keberhasilan akademik hlm. 224. Hal tersebut juga mempertegas perbedaan antara siswa yang memiliki minat baca yang tinggi dengan siswa yang memiliki minat baca yang rendah. Siswa dengan minat baca tinggi akan mempunyai frekuensi membaca yang tinggi, jumlah bacaannya banyak, dan memiliki waktu yang banyak untuk membaca. Tak heran jika siswa yang memiliki minat baca tinggi akan memperoleh keberhasilan di bidang akademiknya. Sebaliknya, siswa dengan minat baca rendah cenderung mengalami kegagalan dalam hal akademik karena frekuensi membacanya rendah, jumlah bacaannya sedikit, dan sering beralasan tidak mempunyai waktu untuk membaca. Hasil pengukuran minat baca tersebut juga menunjukkan bahwa siswa perlu meningkatkan minat bacanya dari waktu ke waktu. Siswa perlu menyadari hal-hal yang dapat menghambat minat bacanya dan perlu menyadari pentingnya membaca untuk keberhasilan akademik. Shofaussamawati 2014 merangkum sejumlah faktor yang dapat menghambat minat baca seseorang. Faktor-faktor tersebut, yaitu rendahnya kemahiran membaca, sistem pembelajaran yang belum menumbuhkan minat baca misalnya tidak mengharuskan anak membaca buku, tidak mengharuskan anak untuk mencari informasi yang lebih dari yang diajarkan guru, dan kurangnya kegiatan mengapresiasi karya sastra, siswa lebih cenderung mempelajari materi yang diujiankan saja dan tidak mempelajari materi di luar materi yang diujiankan sehingga pengetahuan dan wawasannya tidak luas, banyaknya jenis hiburan dan permainan di media elektronik yang mengalihkan perhatian anak dari buku, penghasilan masyarakat yang rendah sehingga berdampak pada daya beli buku yang rendah pula, dan metode pembelajaran yang bersifat satu arah hlm. 46. Keluarga sesungguhnya memiliki peran utama untuk menumbuhkan minat baca anak sejak dini. Sebagaimana dinyatakan oleh Farida 2001 bahwa keluarga perlu menanamkan kebiasaan membaca anak sejak dini melalui kegiatan-kegiatan yang berdampak positif dalam meningkatkan kesadaran minat baca anak sehingga mereka gemar membaca hlm. 149. Selanjutnya, Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi205 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 Nafotira juga menyatakan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh orang tua, yaitu mendampingi anak saat membaca, memberi contoh kepada anak dengan rajin membaca, dan menyediakan waktu lebih banyak bersama anak untuk melakukan hal-hal yang menumbuhkan minat baca. Selain itu, upaya konkret lainnya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat baca anak, yaitu Pertama, orang tua mengenalkan perpustakaan kepada anak semenjak dini. Sebagaimana dinyatakan oleh Shofaussamawati 2014 bahwa perpustakaan yang ideal dan ramah anak dapat titik keberhasilan menumbuhkan minat baca anak hlm. 46. Perpustakaan umum dapat menjadi contoh bagi keluarga karena termasuk kategori perpustakaan yang ideal bagi para pemustaka. Menurut Nafisah 2014, karakteristik perpustakaan ideal tersebut, yaitu memiliki pengelola perpustakaan yang mempunyai jaringan informasi yang luas, memiliki akses yang cepat, tepat serta mampu memberikan layanan yang maksimal, memiliki koleksi buku yang lengkap, dan memiliki agenda atau kegiatan rutin, seperti diskusi, debat, seminar, dan kegiatan lain yang menambah daya tarik pengunjung hlm. 69. Orang tua dapat menggunakan beberapa referensi perpustakaan ideal tersebut untuk membangun perpustakaan keluarga guna meningkatkan minat baca anak di rumah. Kedua, perpustakaan keluarga menjadi sarana yang dapat meningkatkan minat baca anak di rumah. Menurut Huriyah 2016, perpustakaan keluarga dapat menjadi motivator, pendidik, fasilitator, instruktur, dan ruang rekreasi bagi peningkatan minat dan keterampilan membaca anak hlm. 70. Sebagai media untuk membangun minat baca dan budaya baca, perpustakaan keluarga bermanfaaat untuk mengenalkan anggota keluarga kepada bahan bacaan yang mengandung ilmu pengetahuan dan rekreasi, menanamkan sikap saling membantu seluruh anggota keluarga dalam proses pembelajaran di rumah, mengajar anak untuk menghargai bahan bacaan, menjadi ajang untuk mempererat kebersamaan dalam keluarga, dan dapat menciptakan suasana belajar, menggugah minat baca keluarga, dan menciptakan kehangatan keluarga Santoso, 20081. Selain minat baca, terdapat faktor lain yang diasumsikan memengaruhi kemampuan memahami puisi. Faktor lain yang diasumsikan memengaruhi kemampuan memahami puisi adalah Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 206 penggunaan model pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, motivasi belajar, dan sebagainya. Dengan menggunakan model pembelajaran yang beragam serta sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, minat siswa untuk belajar menjadi meningkat dan dengan sendirinya juga membantu meningkatkan minat baca siswa. Menurut Ramadhanti & Yanda 2018, model pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran puisi. Dalam proses pembelajaran tersebut, siswa yang memiliki minat baca rendah termotivasi untuk menyelesaikan tugas karena adanya kerjasama dengan siswa yang memiliki minat baca tinggi hlm. 436. Oleh karena itu, guru harus bisa memanfaatkan potensi dari tiap-tiap model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran. Misalnya model kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC yang menurut Yanda, 2019 berpotensi untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, keterampilan sosial, dan berdampak positif pada peningkatan minat dan pemahaman bacaan karena siswa yang memiliki minat baca tinggi akan menjadi mentor bagi temannya yang memiliki minat baca rendah. Siswa yang memiliki minat baca tinggi dan rendah saling bekerja sama meningkatkan minat baca dalam proses pembelajaran. hlm. 23. Selain itu, menurut Yanda 2018, guru juga dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Team and Division untuk meningkatkan kerja sama siswa, khususnya dalam upaya menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran sampai mereka terbiasa mengerjakan tugas mereka secara mandiri hlm. 403. Secara umum, penelitian ini membuktikan bahwa tinggi atau rendahnya minat baca dapat menjadi faktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi, bisa juga tidak. Hal ini didasarkan pada persentase faktor minat baca yang hanya 13,1% memengaruhi kemampuan memahami puisi sedangkan 86,9% dipengaruhi oleh faktor yang lain. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan, pengalaman, dan intuisi yang dimiliki seseorang untuk memahami puisi. Pengetahuan, pengalaman, dan intuisi masing-masing orang berbeda. Pengetahuan, pengalaman, dan intuisi tersebut memengaruhi seseorang dalam memaknai puisi yang dibacanya. Oleh karena itu, dalam mengajarkan puisi kepada siswa khususnya dalam memaknai puisi, guru harus mampu Faktor Minat Baca dalam Pembelajaran Puisi207 © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 memberikan apresiasi yang baik terhadap siswa agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan, pengalaman, dan intuisinya dalam memahami puisi. Semakin tinggi perhatian seseorang terhadap bacaannya, baik itu frekuensi membacanya, jumlah buku yang dibacanya, serta waktu yang disediakan untuk membaca khususnya teori dan karya puisi, semakin tinggi pula apresiasinya terhadap puisi khususnya dalam memahami struktur fisik puisi. Semakin peka seseorang terhadap bacaan, perasaan senang, dan kepuasaan yang didapatnya setelah membaca, semakin baik pula apresiasinya terhadap bacaan tersebut. Respons yang diberikan pun semakin tinggi. Ia akan memiliki kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi sehingga dapat memaknai karya puisi sesuai dengan intuisi, pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Sebagaimana dikatakan oleh Waluyo 2005, kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi sehingga seseorang dapat mengenal, memahami, menafsirkan, menghayati, dan menikmati karya sastra merupakan syarat utama dalam mengapresiasi puisi hlm. 44. PENUTUP Minat baca yang tinggi sangat diperlukan dalam proses memahami puisi. Siswa yang memiliki minat baca yang tinggi akan memperlihatkan kemampuan yang baik dalam memahami puisi dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat baca yang rendah. Kemampuan membaca perlu ditingkatkan karena minat baca yang tinggi memengaruhi hasil belajar, khususnya memahami puisi. Sebagai salah satu faktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi, minat baca berhubungan dengan perhatian, perasaan, dan respons terhadap bacaan. Hal-hal yang dipahami dari puisi berhubungan dengan struktur fisik dan struktur batin puisi. Perhatian terhadap bacaan memengaruhi kemampuan memahami struktur fisik puisi. Sementara itu, perasaan dan respons terhadap bacaan memengaruhi kemampuan memahami struktur batin puisi. Mengingat minat baca menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kemampuan memahami puisi, siswa harus terus meningkatkan minat bacanya dari ke waktu dan guru harus menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa dalam upaya meningkatkan minat baca tersebut. Dina Ramadhanti, Diyan Permata Yanda © 2020, Kelasa, 15 2, 194 – 209 208 DAFTAR PUSTAKA Andi, R. 2017. Puisi “Diponegoro” Karya Chairil Anwar dengan Puisi “Bunga dan Tembok” Karya Wiji Thukul Analisis Intertekstual. Jurnal Kelasa, 22, 249–258. Celik, B. 2019. A Study on Using the University Library and Reading Habits of Students A Study on Tishk International University Students in Erbil Iraq. International Journal of English Linguistics, 94, 224–240. Farida, I. 2001. Peran Keluarga dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak. Al-Maktabah, 32, 149–156. Fitri, R., & Ramadhanti, D. 2019. Buku Ajar Statistika Pendidikan. Padang STKIP PGRI Sumbar Press. Hayatunnufus, F. 2017. Analisis Diksi dan Citraan dalam Kumpulan Puisi Anak Majalah Bobo Tahun 2016. Jurnal Kelasa, 122, 213–226. Huriyah, L. 2016. Peran Perpustakaan Keluarga dalam Meningkatkan Minat dan Keterampilan Membaca Anak. JOIES Journal of Islamic Education Studies, 11, 70–95. Nafisah, A. 2014. Arti Penting Perpustakaan bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat. Jurnal Perpustakaan Libraria, 22, 69–81. Nafotira, A. Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Minat Baca pada Anak Usia Sekolah Dasar Kelas 1 Satu di Surabaya, 1. Ramadhanti, D., & Yanda, D. P. 2017. Memahami Puisi. Yogyakarta Deepublish. Ramadhanti, D., & Yanda, D. P. 2018. Understanding Poetry Through the Use of Cooperative Learning Model. Cakrawala Pendidikan, XXXVII3, 436–446. Santoso, H. 2008. Perpustakaan Keluarga sebagai Media Membangun Minat dan Budaya Baca. UPT Perpustakaan Univeristas Negeri Malang. Saputri, A. 2017. Gaya Bahasa pada Puisi Karya Para Siswa yang Terbit di Rubrik “SMS” Radar Lampung. Jurnal Kelasa, 121, 11–24. Sari, A. W., & Yanda, D. P. 2016. Kontribusi Minat Baca Puisi dan Penguasaan Gaya Bahasa terhadap Keterampilan Menulis Puisi Bebas Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Lembah Gumanti. Jurnal Gramatika Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 22, 179–193. Shofaussamawati. 2014. Menumbuhkan Minat Baca dengan Pengenalan Perpustakaan pada Anak Sejak Dini. Jurnal Perpustakaan Libraria, 21, 46–59. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta Rineka Cipta. Waluyo, H. J. 2005. Apresiasi Puisi. Jakarta Gramedia. Yanda, D P, Ramadhanti, D., Afrinda, P. D., Bahardur, I., & Ihsan, M. K. 2019. The Potential of Circ’s Model in Poetry Learning at Higher Education. In ICEL 2019, March 23-24, Malang, Indonesia. Yanda, Diyan Permata. 2018. Effect of Cooperative Learning Model Type Student Team Achievement Division STAD on Skill Understanding Poetry. In Sixth Int. Conf. Lang. Arts ICLA 2017 Vol. 148, pp. 403–407. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Bunyamin CelikThe library uses habits of the students and their choices what to read change dramatically from student to student. Reading habits of newspapers are indicated very low in statistics, while reading habits of books were relatively much higher. In addition, the habits of library use are different, so the underlying reasons should be delved into. The aim of this study is to reveal the use of the university library and reading habits of Tishk International University Education Faculty students. 200 students who were randomly chosen from 530 students from different departments of the Faculty participated in this survey voluntarily. Descriptive and correlational research model was used in the study. In the analysis of the data, the questionnaire technique and the “chi-square test” was used. According to the results of the study; students’ use of the university library and reading habits were found to be high strong habits. On the other hand, it was concluded that students’ newspaper reading habits were lower than those of reading books. Students who think that they have not read enough books, magazines and similar reading sources have cited the problem of not finding time as a reason and the lack of the printed media and publishing in the country. In addition, it is clear that students with a high frequency of library use have academic success and a strong reading habit. On the other hand, no significant relationship was found between the frequency of reading the books and the levels of income and the level of education of study describes the learning process of inner and physical structure of poetry understanding through the use of Student Team Achievement and Division STAD and Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC cooperative learning models. In addition to the cooperative learning models, literary reading interest is also used as a consideration in the learning process of poetry understanding. This experimental study involved 63 samples from a total of 124 people. Samples were randomly selected and assigned into two experimental groups. The experimental group I, with a total of 33 subjects, was treated with the STAD model, while the experimental group II, with a total of 30 subjects, was treated with the CIRC model. The subjects in the two experimental groups were assigned to complete a literary reading interest questionnaire. After the treatment, a poetry understanding test was given to the subjects in the two groups. A t-test was subsequently used to examine the students learning outcome, by considering their interest in literary reading. The results of data analysis showed no significant differences in the application of cooperative learning models in poetry understanding. Both students with high and low literary reading interest found the learning models helpful in improving their performance in the understanding inner and physical structure of poetry. Students with low literary reading interest were motivated in the learning process as a result of the teamwork in completing the poetry understanding tasks. Keywords poetry understanding, cooperative learning, literary reading interest PEMAHAMAN PUISI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Abstrak Penelitian ini mendeskripsikan proses pembelajaran memahami struktur batin dan struktur fisik puisi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement and Division STAD dan Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC. Selain menerapkan model pembelajaran kooperatif, minat baca sastra juga menjadi pertimbangan dalam proses pembelajaran memahami puisi. Penelitian eksperimen ini dilakukan pada 63 orang sampel dari 124 orang populasi. Sampel dipilih secara acak dan ditugaskan ke dalam dua kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen I dengan jumlah partisipan 33 orang diberikan perlakuan dengan model STAD dan kelompok eksperimen II dengan jumlah partisipan 30 orang diberikan perlakuan dengan model CIRC. Sampel pada kedua kelompok eksperimen diminta untuk mengisi angket minat baca sastra. Setelah diberikan perlakuan, sampel pada kedua kelompok eksperimen mengerjakan tes pilihan ganda memahami puisi. Hasil belajar kedua kelompok dengan menggunakan uji t-test dibandingkan dengan pertimbangan minat baca sastra. Hasil analisis data menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif dalam proses memahami puisi. Model pembelajaran yang digunakan dapat membantu meningkatkan kinerja siswa dalam memahami struktur batin dan struktur fisik puisi, baik mahasiswa dengan minat baca sastra tinggi maupun mahasiswa dengan minat baca rendah. Mahasiswa yang memiliki minat baca sastra rendah termotivasi dalam proses pembelajaran karena adanya kerjasama tim dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar memahami puisi. Kata Kunci pemahaman puisi, pembelajaran kooperatif, minat baca sastraPuisi "Diponegoro" Karya Chairil Anwar dengan PuisiR AndiAndi, R. 2017. Puisi "Diponegoro" Karya Chairil Anwar dengan Puisi "Bunga dan Tembok" Karya Wiji Thukul Analisis Intertekstual. Jurnal Kelasa, 22, Keluarga dalam Menumbuhkan Minat Baca AnakI FaridaFarida, I. 2001. Peran Keluarga dalam Menumbuhkan Minat Baca Ajar Statistika PendidikanR FitriD RamadhantiFitri, R., & Ramadhanti, D. 2019. Buku Ajar Statistika Pendidikan. Padang STKIP PGRI Sumbar Diksi dan Citraan dalam Kumpulan Puisi Anak Majalah Bobo TahunF HayatunnufusHayatunnufus, F. 2017. Analisis Diksi dan Citraan dalam Kumpulan Puisi Anak Majalah Bobo Tahun 2016. Jurnal Kelasa, 122, Perpustakaan Keluarga dalam Meningkatkan Minat dan Keterampilan Membaca AnakL HuriyahHuriyah, L. 2016. Peran Perpustakaan Keluarga dalam Meningkatkan Minat dan Keterampilan Membaca Anak. JOIES Journal of Islamic Education Studies, 11, Penting Perpustakaan bagi Upaya Peningkatan Minat Baca MasyarakatA NafisahNafisah, A. 2014. Arti Penting Perpustakaan bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat. Jurnal Perpustakaan Libraria, 22, 69-81.
pembacaanpuisi. Masalah elementer tersebut antara lain memahami puisi, menguasai teknik membacakan puisi, dan kekomunikatifan. Pertama, memahami puisi. Kedua, menguasai teknik baca puisi. Adapun yang termasuk ke dalam teknik membacakan puisi ini yaitu vokal dan pengucapan, hal ini meliputi kejelasan artikulasi dan kemerduan. Kejelasan
Ilustrasi Puisi fotoUnsplashPuisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang populer di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Karya sastra ini dikenal dengan susunan kata kiasan yang indah dan makna Literary Terms, puisi diartikan sebagai jenis sastra yang didasarkan pada interaksi kata dan ritme. Kata-kata dalam puisi dirangkai untuk menyampaikan suara, gambar, dan ide yang terlalu rumit untuk dijelaskan secara terdiri dari beberapa struktur fisik, di antaranya diksi, tipografi, majas, kata konkret, imaji atau citraan, dan rima atau irama. Puisi juga memiliki struktur batin, yaitu tema, perasaan, amanat, dan puisi tak hanya bisa disampaikan lewat kata-kata, namun juga secara lisan. Namun membaca puisi tidak bisa membaca puisi yang tepat mampu menyampaikan perasaan dan makna dengan lebih mendalam kepada pendengarnya. Lalu, bagaimana caranya? Berikut 3 teknik membaca puisi yang baik dan Puisi fotoUnsplashPelafalanPelafalan yang tepat dibutuhkan untuk membaca puisi. Lafal merupakan tata cara pengucapan bunyi bahasa sesuai alat ucap yang digerakkan. Ketika membaca puisi, pastikan Anda melafalkan huruf a,i, u, e, o dengan menjadi teknik yang penting dalam pembacaan puisi. Intonasi merupakan pola perubahan nada ketika berbicara. Saat membaca puisi, Anda sebaiknya menggunakan nada atau intonasi yang sesuai dengan kata-kata dalam puisi. Dengan begitu, emosi akan tersampaikan dan pembacaan puisi tidak akan terdengar puisi juga harus disertai dengan tekanan yang tepat. Tekanan sendiri adalah keras lembutnya pengucapan bunyi. Darihasil penelitian tersebut, diketahui bahwa: (1) Kedua subjek memiliki kemampuan membaca pada tahapan membaca kalimat sederhana; (2) pengajaran di kelas tidak optimal
Penghargaan terhadap puisi yang didasarkan pada pemahaman. Panuti Sudjiman, 19909 Penghargaan atas puisi sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi itu. Abdul Rozak Zaidan et al , 199435. Apresiasi puisi adalah kegiatan menggauli cipta puisi dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta puisi. S. Effendi, 19827 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1APRESIASI DANEKSPRESI PUISIDrs. Puji Santosa, Utama/IV-EAngka Kredit Pengembangan dan Pembinaan BahasaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan 21. Pengertian Apresiasi1 kesadaran terhadap nilai seni danbudaya;2 penilaian penghargaan terhadapsesuatu; dan3 kenaikan nilai barang karena hargapasarnya naik atau permintaan akanbarang itu bertambah.KBBI, 200162 32. Pengertian Apresiasi PuisiPenghargaan terhadap puisi yang didasarkanpada pemahaman.Panuti Sudjiman, 19909Penghargaan atas puisi sebagai hasil pengenalan,pemahaman, penafsiran, penghayatan, danpenikmatan yang didukung oleh kepekaan batinterhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisiitu.Abdul Rozak Zaidan et al , 199435 4Apresiasi puisi adalah kegiatanmenggauli cipta puisi dengansungguh-sungguh hingga tumbuhpengertian, penghargaan,kepekaan pikiran kritis dankepekaan perasaan yang baikterhadap cipta puisi.S. Effendi, 19827 5Pengertian PuisiPuisi adalah peristiwa kebahasaan yang tersaringdengan semurni-murninya untukmengekspresikan kepribadian dalam suatubentuk yang tepat dan selaras dengan watakyang diungkapkannya.Pada awal perkembangannya menunjukkan cirikhusus, seperti bahasanya terikat oleh irama,matra, dan rima, serta susunannya terikat olehlarik dan bait.Perkembangan selanjutnya ada puisi bebas tidakterikat oleh pola larik, bait, irama, matra, danrima, seperti puisi naratif dan puisi dramatik. MENGENAL PUISIPuisi adalah ungkapan hati, pikiran, danperasaan penyair atas berbagai hal dalamkehidupan yang dituangkan melalui kata-kataatau bahasa puitis.Puisi lama, seperti syair,pantun, dan gurindammemiliki berbagai formula yang baku dan harusditaati.Puisi modern, seperti balada, ode, dan himnerelatif lebih longgar aturannya, bahkan ada puisibebas yang tidak terikat berbagai aturan. 7Contoh PuisiBalada Nabi NuhGemuruh air jadi lautanGemuruh dunia yang tenggelamGemuruh air jadi lautanGemuruh dunia yang tenggelamWahai kaum yang nestapaWahai anakku yang malangWahai kaum yang nestapaWahai anakku yang malangOoh Nabi NuhTaufiq Ismail, 1994. Balada Nabi-Nabi, Gema Nada Pertiwi 8MENYESALPagiku hilang sudah melayangHari mudaku sudah pergiSekarang petang datang membayangBatang usiaku sudah tinggiAku lalai di hari pagiBeta lengah di masa mudaKini hidup meracun hatiMiskin ilmu, miskin hartaAkh, apa guna kusesalkanMenyesal tua tiada bergunaHanya menambah luka sukmaKepada yang muda kuharapkanAtur barisan di hari pagiMenuju ke abah padang bakti!Ali Hasjmy dalam Suyono Suyatno 2002 9TUHAN, KITA BEGITU DEKATTuhanKita begitu dekatSebagai api dengan panasAku panas dalam apimuTuhanKita begitu dekatSeperti kain dengan kapasAku kapas dalam kainmuTuhanKita begitu dekatSeperti angin dan arahnyaKita begitu dekatDalam gelapKini aku nyalaPada lampu padammuAbdul Hadi 1977, Tergantung Pada Angin 10KUPINTA LAGIHai pagi yang baru menjelangPulangkan imanku yang sudah hilangBerikan daku Cinta dan HasratSupaya aku boleh mendaratKulihat terang ...Meski tidak benderang...Sehingga gelap,Lambat laun kan lenyap! Tatengkeng. 2000. Rindu Pustaka Jaya 113. Kegiatan Apresiasi Puisi1 Kegiatan apresiasi langsung2 kegiatan apresiasi tidak langsung3 Pendokumentasian4 Kegiatan kreatif Kegiatan Apresiasi LangsungKegiatan yang dilakukan secara sadaruntuk memperoleh nilai kenikmatandan kehikmatan dari puisi yangdiapresiasi, meliputi1 Membaca Puisi2 Mendengarkan Puisi3 Menonton Pertunjukan Pentas Puisi Kegiatan Membaca PuisiKegiatan membaca puisi ini dilakukan secarasungguh-sungguh untuk memperoleh sesuatuyang ada dalam puisi yang dibacanya.Sesuatu itu berupa nilai-nilai yang dapat diambilmanfaatnya bagi kehidupan.Nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan itumemberikan arahan tentang perilaku,pandangan hidup, dan cara menyikapi sesuatudalam menghadapi kehidupan di dunia dan diakhirat nantinya. Bacalah puisi berikut!CITA-CITAKUCita-citaku agar menjadi bangsa muliahendaklah bangsaku berusaha supayaselalu sadar berbakti, beriman, bertakwaakan tuntunan dan pencerahan Yang Esaagar hidupnya berjalan di jalan benar nyataseluruh rakyat dapat hidup dengan sejahtera,merasa adil, makmur, tenteram, dan bahagia,serta dapat jaya dan masyhur ke penjuru agar menjadi bangsa cendekiawanhendaklah bangsaku maju tetap mengusahakansenantiasa kaya akan pelbagai ilmu pengetahuanoleh karena dengan ilmu menjadi pangkal kemajuanoleh sebab bodoh dan dungu membuat kesengsaraanhidup menjadi tersesat-sesat berada dalam kegelapan,dengan ilmu lahir dan batin jalan hidup jadi tercerahkan. Cita-citaku agar menjadi bangsa bijak berwibawahendaklah bangsaku senantiasa harus waspadaberhati-hati, cermat, teliti, meski tidak harus curigakepada siapa saja, terlebih itu kepada lain bangsatidak boleh begitu saja kita ini mudahnya percayaberkenan menyerahkan apa-apa, segala yang adakepada mereka, ternyata dia melakukan tipu dayaingatlah, riwayat menunjukkan lengah dan terlenaakan menjadi malapetaka, hancur sudah agar menjadi bangsa teguh sentosahendaklah bangsaku dapat merapat tampil ke mukasenantiasa dalam persatuan dan kesatuan bangsasehingga menjadi bangsa yang kokoh penuh dayamampu menjalin persaudaraan di antara kita semuamembulatkan kekuatan meraih cita-cita nan muliamencapai Indonesia Raya, jaya selama-lamanya. Cita-citaku agar menjadi bangsa unggul dan jayahendaklah bangsaku maju meningkat kualitasnya,senantiasa brilian, bernas, andal, dan juga primamampu dapat menjadi pelindung atas rakyat jelatamampu memberi rasa aman, damai, dan sejahteramampu dapat memimpin bangsa-bangsa di duniamemayu hayuning bawana menjadi teladan agar menjadi bangsa dihormati, diseganihendaklah bangsaku maju tampil sebagai pemberanimenegakkan keadilan dan kebenaran di muka bumimelawan segala tindak angkara murka dan korupsidengan jujur, tegas, bijaksana, adil sesama insanisehingga setiap orang yang ada di dunia ini nantiketika mereka mengucapkan nama Indonesiaakan dihinggapi rasa hormat, segan, dan setiamerasa bangga menjadi bagian dari hidupnya. Semoga saja berkenan, Tuhan Yang Mahakuasasenantiasa melimpahkan kasih, anugerah, karuniatuntunan, pencerahan, daya kekuatan lahir batin, jugaperlindungan pada kita supaya terwujud cita-cita muliaIndonesia mencapai puncak kejayaan 7 April 2013 Kegiatan Mendengar PuisiKegiatan mendengar puisi itu dapat berupamendengarkan pembacaan puisi ataumendengarkan deklamasi.Kegiatan mendengar puisi dengan sungguh-sungguh itu perlu adanya ketajaman pikiran danperasaan untuk menyimak puisi yang didengarkan.Artinya, seseorang yang melakukan apresiasiterhadap puisi itu perlu adanya konsentrasi diriuntuk mendengarkan puisi yang didengarkantersebut.Mendengarkan dapat secara langsung dari seorangyang membacakan atau dapat juga melalui radio,televisi, tipe recorder, ataupun komputer yangdilantangkan sound sistemnya. Kegiatan Menonton PertunjukanKegiatan menonton pertunjukan dapat berupamenonton pembacaan puisi, menonton deklamasi,dan menonton musikalisasi puisi.Menonton pertunjukan ini tidak terbatas padapementasan panggung saja, tetapi juga termasukmenonton lewat televisi, video, pemutaran cakrampadat CD, dan film di bioskop, serta film diinternet.Kegiatan apresiasi puisi dari sisi pertunjukan inimengajak apresiator menyaksikan pertunjukandengan pandangan mata kepalanya sendiri. Kegiatan Apresiasi Tak LangsungKegiatan apresiasi yang menunjangpemahaman terhadap puisi.Cara tidak langsung ini meliputi tigakegiatan pokok, yaitu1 mempelajari teori puisi,2 mempelajari kritik dan esai puisi,3 mempelajari sejarah puisi. 21Kegiatan mempelajari teori puisi termasuk apresiasi tidaklangsung karena yang dipelajari adalah konsep-konsep,kriteria, batasan-batasan, fungsi, dan teori-teori penelaahanpuisi.Mempelajari teori puisi hanya bersifat membantumemahami, menghayati, dan memberi penghargaanterhadap puisi.Sifat dari mempelajari teori puisi ini hanya memberi bantuanpemahaman terhadap puisi.Teori puisi sebenarnya layak dipelajari oleh para mahasiswadan guru untuk menambah wawasan atau pengetahuantentang puisi.Sebaliknya, untuk siswa atau murid di sekolah, dari sekolahdasar hingga sekolah menengah, lebih baik diberi apresiasipuisi secara langsung.Para murid atau siswa lebih baik langsung membaca puisi,langsung mendengar puisi dibacakan, dan langsungmenonton pertunjukan puisi dipentaskan. 22Mempelajari kritik dan esai puisi juga merupakankegiatan yang hanya bersifat membantupemahaman terhadap puisi.Dalam mempelajari kritik dan esai puisimahasiswa dan guru dibawa menuju ke kegiatanpenelahaan, pengkajian, penelitian, atau analisiskarangan yang membicarakan segi-segi tertentupuisi.Pembicaraan tentang puisi dapat berupa arikelyang termuat dalam surat kabar, majalah, bukuantologi esai, bahkan ada satu buku utuh yangmembicarakan satu puisi.Mempelajari kritik dan esai puisi juga menambahwawasan dan melihat bagaimana cara orang lainmemberi pertimbangan baik dan buruk terhadappuisi. 23Kegiatan mempelajari sejarah puisi juga bersifat apresiasitidak langsung, yaitu sekadar membantu pemahamanterhadap puisi dari sisi perkembangan dari satu dekade kedekade berikutnya, dari satu angkatan ke angkatanberikutnya, dan dari satu aliran ke aliran lainnya.Dalam mempelajari sejarah puisi mahasiswa/guru diajakmemahami konsep-konsep dasar angkatan, sejarah aliransastra, perkembangan jenis-jenis sastra dari berbagai segi,bahkan ciri-ciri struktur dan isi puisi setiap angkatan.Penulisan sejarah puisi tidak terbatas yang berbentuk buku,tetapi juga puisi yang dimuat dalam majalah, surat kabar,bahkan manuskrip yang hanya berbentuk naskah stensilan.Dengan mempelajari sejarah puisi calon apresiator akandibimbing mengenal ciri-ciri, kategori, dan konsep-konsepdasar puisi yang diapresiasi, termasuk sistem pengarang,sistem penerbitan, sistem kritikus, sistem formal, sistempengayom, dan sistem penyebarluasan puisi. Pendokumentasian PuisiUsaha pendokumentasian puisi juga termasuk bentukapresiasi puisi yang secara nyata ikut melestarikankeberadaan puisi.Bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap puisi dengancara mendokumentasikan puisi ini dilihat dari segi fisiknyaikut memelihara puisi, menyediakan data bagi mereka yangmembutuhkan, dan menyelamatkan puisi dari kepunahan.Kegiatan dokumentasi dapat meliputi pengumpulan danpenyusunan semua data puisi, baik yang berupa artikel-artikel puisi dalam surat kabar, majalah, makalah-makalah,skripsi, tesis, disertasi, maupun buku-buku puisi.Di Indonesia yang paling terkenal dokumentasi sastranyatermasuk puisi adalah Pusat Dokumentasi Sastra di Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya 73 JakartaPusat. Selain itu, ada juga dokumentasi sastra DS Moeljanto,dokumentasi sastra Korrie Layun Rampan, dan dokumentasisastra Suripan Sadi Hutomo. Kegiatan KreatifKegiatan kreatif juga termasuk salah satu kegiatanapresiasi puisi.Dalam kegiatan ini dapat dilakukan adalah belajarmenciptakan puisi, misalnya menulis puisi, menulisapresiasi atau kritik puisi, dan musikalisasi puisi.Hasil cipta siswa atau mahasiswa dapat dikirimkan dandimuatkan dalam majalah dinding, buletin OSIS, majalahsekolah, surat kabar, ataupun majalah sastra sepertiHorison.Selain itu, juga dapat dilakukan kegiatan rekreatif, yaitumenceritakan kembali puisi yang dibaca, yang didengar,atau yang ditontonnya. Kegiatan kreatif dan rekreatif jelasmenunjang pemahaman dan penghargaan terhadap puisi,yaitu mengajak mereka yang berminat untuk bergaul danmencintai puisi. 324. Tiga Tingkatan Apresiasi Puisi1 Seseorang mengalami pengalaman yang ada dalampuisi, ia terlibat secara emosional, intelektual, danimajinatif;2 Setelah mengalami hal seperti itu, kemudian dayaintelektual seseorang itu bekerja lebih giatmenjelajahi medan makna puisi yangdiapresiasinya; dan3 Seseorang itu menyadari hubungan puisi dengandunia di luarnya sehingga pemahaman danpenikmatannya dapat dilakukan lebih luas danmendalam.Yus Rusyana, 19792 335. Manfaat Apresiasi PuisiSetidak-tidak terdapat enam manfaat bagikehidupan ketika mengapresiasi puisi, yaitu1 manfaat hiburan,2 manfaat estetis,3 manfaat pendidikan,4 manfaat kepekaan batin atau sosial,5 manfaat menambah wawasan, dan6 manfaat pengembangan kejiwaan ataukepribadian. 346. PenutupDemikianlah pembicaraan kita ihwal pembelajaranapresiasi puisi, baik yang dapat diterapkan bagisiswa sekolah dasar hingga ke sekolah menengah,maupun bagi mahasiswa di perguruan tinggi.Inti sari metode dan keilmuannya ihwalpembelajaran apresiasi puisi itu pada dasarnyasama dengan pembelajaran apresiasi sastra yanglainnya, tidak jauh berbeda, hanya materi ataubahan apresiasi puisinya yang disesuaikan dengankondisi dan situasi sang apresiator. 35Pesan Khusus bagiPengajar Apresiasi PuisiPengajar apresiasi puisi harus1 profesional,2 pandai-pandailah menciptakan suasanabelajar yang dapat menyenangkan atautidak membosankan siswanya,3 kreatif dan aktif memilih materi atau bahanpembelajaran apresiasi puisi, dan4 mampu atau menguasai bidang garapannya. 36Kunci Keberhasilan/KesuksesanNilai Positip +1. Motivasi adasemangat/dorongandari dalam diri2. Kerja Keras tanpamengenal lelah, putusasa 99% transpirasi3. Tekun, rajin, banyakmembaca dan Faktor X Doa, Ibadah,Sembahyang 1%InspirasiNilai Negatif -1. Kambing Hitammenyalahkan oranglain, benar diri2. Kotombe mencari-carikejelekan orang lain,ngerumpi3. Penurunan Daya IngatPelupa, sakit ingatan4. BAKMI Bosenan, Aras-Arasen, Keset, Males,Isinan ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Maknayang telah didapatkan dari hasil apresiasi diungkapkan kembali melalui kegiatan membaca puisi. Dapat pula dikatakan sebagai suatu kegiatan transformasi dari apresiasi pembaca dengan karakter pembacaannya, termasuk ekspresi terhadap penonton. Oleh sebab itu, membacakan puisi harus memperhatikan empat hal sebagai berikut. 1. Lafal
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan model pembelajaran Kooperatif terpadu membaca dan menulis/CIRC pada pembelajaran menulis puisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif. subjek pada penelitian ini guru yang melaksanakan pembelajaran dan siswa yang sedang melaksanakan proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif membaca dan menulis/ CIRC. Teknis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukan penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis/CIRC dilaksanakan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dirancang oleh guru pada masa pandemi, Guru memberikan materi pembelajaran dengan alokasi 60 menit dalam satu pertemuan dengan satu pertemuan dilakukan dengan dua fase pembelajaran dikarenakan faktor pandemi. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan, kemudian guru memberi penilaian pada hasil pembelajaran berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat pada rubrik dan disesuaikan dengan Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022 253PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS/CIRC COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA BENGKULU 1Hijriatul Wahidah, 2 Padi Utomo, 3 Arono1,2,3 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bengkulu Korespondensi hijriatulwahidah Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran Kooperatif terpadu membaca dan menulis/CIRC pada pembelajaran menulis puisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif. subjek pada penelitian ini guru yang melaksanakan pembelajaran dan siswa yang sedang melaksanakan proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif membaca dan menulis/ CIRC. Teknis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukan penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis/CIRC dilaksanakan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dirancang oleh guru pada masa pandemi, Guru memberikan materi pembelajaran dengan alokasi 60 menit dalam satu pertemuan dengan satu pertemuan dilakukan dengan dua fase pembelajaran dikarenakan faktor pandemi. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan, kemudian guru memberi penilaian pada hasil pembelajaran berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat pada rubrik dan disesuaikan dengan Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru. Kata kunci pembelajaran, pelaksanaan, menulis, puisi, membaca,CIRC . AbstractThe purpose of this study is to describe the application of an integrated Cooperative learning model of reading and writing / CIRC to poetry writing learning. The method used in this study is qualitative descriptive. The subjects in this study are teachers who carry out learning and students who are carrying out the learning process of writing poetry using the cooperative learning model of reading and writing / CIRC. The technical data collection used in this research is documentation and observation techniques. The results of this study showed that the implementation of an integrated cooperative learning model of reading and writing / CIRC was carried out in accordance with the learning design designed by teachers during the pandemic, teachers provide learning materials with an allocation of 60 minutes in one meeting with one meeting conducted with two learning phases due to pandemic factors. The implementation of learning is carried out twice, then the teacher gives an assessment of the learning results based on the assessment criteria JURNAL ILMIAH KORPUS Vol. 6 No. 2, 2022 ISSN online 2614-6614 Available online at doi Hijriatul Wahidah, Padi Utomo, Arono 254 Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022contained in the rubric and adjusted to the Learning Implementation Plan made by the teacher. Keywords learning, implementation, writing, poetry, reading, CIRC . PENDAHULUAN Pembelajaran termasuk kegiatan yang tidak boleh terlewatkan oleh setiap orang, karena belajar termasuk hal yang utama agar hidup terarah serta tertata di dalam menjalani kegiatan Tarigan, 2013 sehingga pembelajaran memiliki tujuan guna membawa serta memberi perubahan siswa didalam mengetahui berbagai pengetahuan baru terutama dalam hal menulis. Pembelajaran termasuk bekal awal bagi peserta didik yang ada di Indonesia. Menurut Hyland 2013 menulis dinilai sebagai keterampilan berbahasa yang sangat penting serta dibutuhkan sehingga harus mampu dikuasai oleh setiap peserta didik. satu dari keterampilan menulis didalam mata pelajaran bahasa indonesia yakni menulis puisi sehingga menurut penulis menulis puisi yakni keterampilan yang sangat penting yang harus dicapai oleh setiap peserta didik. Menurut Sulistyorini 201012 didalam pembelajaran menulis puisi, masih banyak siswa yang sangat kesulitan didalam menulis sehingga sangat mengurangi semangat siswa didalam proses pembelajaran menulis puisi. Pada akhirnya siswa kesulitan serta menjadi kurang kreatif menyampaikan gagasan, ide,gaya bahasa, kemampuan didalam melibatkan perasaan, diksi ataupun pendapat, pikiran saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Mengacu pada hal tersebut perlunya adanya hal lebih yang dilakukan oleh guru terutama didalam penggunaan model pembelajaran yang tepat guna menunjang keberhasilan peserta didik didalam menulis puisi. Model pembelajaran yang bisa dipakai guna mengasah kemampuan, minat sehingga memberi hasil capaian pembelajaran menulis puisi yang baik salah satunya bisa dipakai model pembelajaran kooperatif tipe CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition yang termasuk satu dari model pembelajaran yang bisa dipakai didalam pembelajaran menulis, membaca serta seni berbahasa khususnya menulis puisi. Pembelajaran menulis harapannya bisa menjadi pembelajaran yang disukai serta diminati oleh peserta didik. Model pembelajaran CIRC diharapkan bisa mendorong keefektifan belajar pada peserta didik didalam proses pembelajaran. Sehingga bisa memberi pengalaman tersendiri pada peserta didik, pada akhirnya menghasilkan capaian yang sesuai seperti yang diinginkan. Dengan diterapkannya model pembelajaran ini akan membantu siswa didalam menuangkan ide-ide kreatif mengacu pada hal yang pernah dibaca, pengalaman ataupun kekreatifan peserta didik yang akan menjadi sebuah karangan puisi, hal ini akan mengoptimalkan kekretifan siswa didalam menulis. METODE Dalam penelitian ini, penulis memakai metode kualitatif deskriptif. Penelitian yang bersifat deskriptif termasuk penelitian yang tidak memakai angka ataupun tidak berbentuk angka, kalaupun ada hanya sebagai penunjang didalam hasil penelitian, pada umumnya penelitian deskriptif berusaha menggambarkan terkait hal yang diteliti melalui kata-kata serta gambar Danim, 200261. Subjek penelitian didalam penelitian ini yakni siswa kelas VIIIi SMP Negeri 7 Kota Bengkulu sebanyak 27 peserta didik dan Objek penelitian didalam penelitian ini berupa guru mata pelajaran bahasa Indonesia serta siswa Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Pembelajaran… Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022 255kelas 8i didalam pelaksanaan menulis puisi dengan model pembelajaran CIRC pada siswa kelas VIIIi SMP Negeri 7 kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan terdapat ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 13 Agustus dengan membahas KD serta sampai pada hari kamis tanggal 20 Agustus 2021 membahas KD serta di SMP Negeri 07 Kota Bengkulu. Hasil penelitian yang telah diperoleh yakni pengamatan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis/ CIRC cooperative intergrated and composition pada pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 07 Kota Bengkulu serta memperoleh hasil kemampuan menulis puisi yang didapatkan dari pelaksanaan model pembelajaran CIRC mengacu pada aspek Tema, Diksi, Gaya Bahasa, Perasaan, serta amanat. Dokumen yang mendukung pada penelitian ini yaitu berupa RPP yang dipakai guru didalam proses pembelajaran menulis puisi memakai model pembelajaran terpadu membaca serta menulis/CIRC, RPP yang dipakai dibuat oleh guru mata pelajaran selain itu juga diperoleh foto-foto siswa saat pembelajaran berlangsung. 1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model CIRC pada pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan oleh guru. Pembelajaran menulis puisi dilaksanakan pada hari kamis tanggal 13 Agustus 2021 sampai pada hari kamis tanggal 20 Agustus 2021 pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Bengkulu. Pada proses penelitian sampel yang dipakai berjumlah 27 siswa pada kelas 8i, dengan jumlah siswa perempuan 22 orang serta siswa lak-laki berjumlah 5 orang. Pada pelaksanaan pembelajaran menulis puisi, siswa dibagi menjadi dua kelompok belajar dengan kelompok pertama dengan berjumlah 14 orang siswa perempuan serta kelompok kedua terdiri dari siswa laki-laki serta perempuan sebanyak 13 orang. Hal ini telah lama dilakukan oleh pihak sekolah dikarenakan pada masa pelaksanaan penelitian sedang dilanda pandemi covid-19, sehingga mengharuskan menjaga protokol kesehatan dengan baik sesuai anjuran pemerintah yaitu dengan menerapkan pembelajaran menjadi dua sesi tatap muka di setiap kelasnya. Selama kegiatan pembelajaran pertemuan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan guna setiap sesi dengan memakai perlakuan yang sama di setiap sesi, sesi pertama pada siswa berjumlah 14 orang serta sesi kedua pada siswa berjumlah 13 orang yaitu pada tanggal 13 Agustus 2021 serta pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2021 dengan hal yang sama yaitu dibagi menjadi dua sesi secara bergantian memasuki kelas, sesi pertama terdiri dari 14 orang serta sesi kedua terdiri dari 13 orang siswa sesuai alokasi waktu yang ditentukan guna setiap siswa yaitu setiap sesi sebanyak 2 jam pertemuan ataupun selama 60 menit . Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dilakukan dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP guna dua kali pertemuan yang disusun oleh guru mata pelajaran bahasa indonesia serta Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang dikhususkan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe CIRC Cooperative integrated and competition sebagai upaya memberi perubahan didalam proses pembelajaran di kelas. Hal Hijriatul Wahidah, Padi Utomo, Arono 256 Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022ini dilakukan karena pembelajaran menulis puisi masih tergolong sulit dipahami oleh siswa saat berlangsungnya pembelajaran, siswa masih sangat lambat didalam menemukan ataupun menuangkan ide, diksi, gaya bahasa, melibatkan perasaan serta menuangkan amanat melalui puisi ataupun hal lain yang ingin dituangkan didalam bentuk tulisan bermakna ataupun puisi. a. Pertemuan Pertama Penelitian telah dilakukan oleh peneliti terkait pembelajaran menulis puisi memakai model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis, mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan, guru telah menerapkan pembelajaran memakai model pembelajaran Kooperatif terpadu membaca serta menulis dengan melalui empat fase Pelaksanaan pembelajaran dimulai sesuai dengan RPP yang telah dirancang yaitu terdapat tiga bagian yang dimulai dari pendahuluan, kegiatan inti serta penutup. Pada saat pelaksanaan guru menerapkan empat fase ataupun langkah-langkah pembelajaran sesuai rancangan yang telah terancang didalam RPP karena mengingat pelaksanaan pembelajaran memakai tipe CIRC tergolong mudah guna dilakukan. Pada kegiatan pembelajaran pada bagian pendahuluan terdapat terdapat tahap orientasi yang termasuk didalam apersepsi, motivasi serta pemberian informasi kepada siswa, pada bagian kegiatan inti, pembelajaran dilakukan melibatkan tahap pengorganisasian serta pengenalan konsep, serta di akhir kegiatan inti terdapat tahap publikasi ataupun siswa mulai menulis puisi serta membacakannya di depan kelas, kemudian pada bagian penutup terdapat tahap penguatan serta refleksi. b. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua, Penelitian telah dilakukan oleh peneliti terkait pembelajaran menulis puisi dengan kembali memakai model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis/CIRC, mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan guru telah menerapkan pembelajaran memakai model pembelajaran Kooperatif terpadu membaca serta menulis dengan melalui empat fase. Pelaksanaan pembelajaran dimulai sesuai dengan RPP yang telah di rancang yaitu terdapat tiga bagian yang dumulai dari pendahuluan, kegiatan inti serta penutup. Pada saat pelaksanaan guru menerapkan empat fase ataupun langkah-langkah pembelajaran sesuai rancangan yang telah terancang didalam RPP, akan tetapi pembelajaran pada tahap kedua ini hanya melanjutkan dari tahap ataupun pertemuan pertama. Pada awal kegiatan pembelajaran guru mengawali hampir sama perlakuannya dengan pertemuan pertama tetap mengikuti sesuai langkah-langkah yang telah dirancang di didalam RPP yang telah dibuat sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. Pada kegiatan pendahuluan terdapat tahap orientasi yaitu guru membuka pembelajaran dengan salam kemudian selanjutnya mengarahkan siswa guna berdoa, guru mengecek kehadiran siswa sekaligus menanyakan kabar siswa. Kemudian guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa terdorong guna lebih semangat serta fokus mengikuti pembelajaran. Tidak lupa guru menjelaskan indikator serta tujuan pembelajaran yang dilaksanakan pada hari ini . Pada bagian inti masuk pada fase organisasi yaitu guru kembali membentuk kelompok kemudian mengarahkan siswa guna duduk sesuai kelompok yang telah dibagikan pada pembelajaran pertemuan pertama, setelah siswa sudah duduk dengan rapi sesuai kelompok yang telah ditetapkan. Masuk pada fase selanjutnya yaitu pengenalan konsep guru kembali memberi wacana yang sama kepada siswa serta sekaligus Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Pembelajaran… Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022 257membagikan petunjuk pembelajaran pada pertemuan kedua, pada tahap ini siswa mengasosiasikan dengan mencermati dengan baik wacana serta petunjuk pembelajaran yang telah dibagikan serta guru menanyakan kepada siswa terkait petunjuk pembelajaran apakah sudah dipahami ataupun tidak serta beberapa ada yang bertanya terkait petunjuk yang telah diberikan. Selanjutnya siswa dengan fokus mengumpulkan informasi dengan membaca dengan baik wacana serta petunjuk pembelajaran yang telah diberikan. Kemudian kegiatan yang terakhir yang dilakukan oleh guru yakni kegiatan penutup yaitu terdapat fase penguatan ataupun refleksi yaitu dengan cara meminta siswa guna menyimpulkan terkait pembelajaran yang telah dilakukan 2. Deskripsi hasil kemampuan menulis puisi dengan memakai model pembelajaran cooperative learning tipe kooperatif terpadu membaca dan menulis /CIRC Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi yang dilakukan dengan memakai model pembelajaran cooperative learning tipe CIRC ataupun kooperatif terpadu membaca serta menulis pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Bengkulu, yang dilakukan pada proses pembelajaran pertemuan kedua. mengacu pada keterampilan siswa didalam menulis puisi, maka siswa memperoleh hasil pada semua aspek tema XI, Diksi X2, gaya bahasa X3, Perasaan X4, serta Amanat X5 sebagai berikut Berdasarkan hasil data penelitian yang dihasilkan, terdapat beberapa aspek penilaian yang harus dicapai oleh siswa yang menandakan siswa telah menuliskan puisi dengan baik ataupun tidak. Pertama pada aspek tema X1, rata-rata siswa sudah sangat tepat didalam menuliskan puisi dengan tema persahabatan, karena siswa telah diberikan teks bacaan berupa wacana dengan tema persahabatan sehingga siswa terfokus pada judul yang berkaitan dengan persahabatan, bobot nilai yang harus dicapai oleh siswa pada aspek tema seharusnya 20 akan tetapi siswa sudah sangat bagus didalam menentukan kata sesuai tema dengan diperoleh rata-rata nilai siswa sebesar 19,30 . Kedua pada aspek diksi X2, dari hasil tes berupa tulisan puisi yang dilakukan oleh siswa menunjukan bahwasanya ada beberapa siswa yang sudah memahami penulisan diksi serta ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yang menandakan masih sangat sulit menentukan diksi yang tepat guna dituangkan didalam bentuk puisi, diksi yang dituliskan oleh beberapa siswa masih tergolong sangat sederhana serta mengarah pada kata penulisan cerpen, maka dari itu termasuk hal yang perlu difokuskan oleh guru kepada siswa guna terus berlatih menuliskan diksi kata, bobot pencapaian guna setiap siswa seharusnya sebesar 25 pada aspek diksi akan tetapi pada pembelajaran puisi yang telah dilakukan siswa memperoleh bobot nilai dengan rata-ra nilai sebesar 15,31. Ketiga aspek gaya bahasa X3, dari hasil tes berupa menulis puisi yang telah dilakukan oleh siswa menunjukan bahwasanya ada beberapa yang sudah menuliskan puisi dengan gaya bahasa dengan baik serta masih banyak siswa yang kesulitan didalam menuliskan gaya bahasa pada puisi, jadi tulisan yang dihasilkan sangat sederhana serta sedikit mengurangi nilai keindahan pada puisi yang dituliskan, kesulitan siswa didalam menerapkan aspek gaya bahasa didalam puisi terlihat pada hasil rata-rata nilai siswa sebesar 13,87 yang seharusnya bobot yang harus diperoleh sebesar 25. Keempat aspek perasaan X4, mengacu pada hasil penulisan puisi yang telah dilakukan oleh siswa menunjukan bahwasanya ada beberapa siswa yang menuliskan puisi dengan penuh perasaan serta ada beberapa siswa yang menuliskan puisi masih sangat kurang melibatkan perasaan pada setiap katanya, seharusnya setiap siswa harus memperoleh bobot sebesar 20 akan tetapi siswa hanya bisa memperoleh nilai dengan rata- Hijriatul Wahidah, Padi Utomo, Arono 258 Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022rata 14,30 pada tulisan yang dituliskan. Kelima aspek amanat X5 mengacu pada hasil penilaian puisi yang telah dituliskan oleh siswa, menunjukan bahwasanya masih ada beberapa siswa yang kesulitan menyampaikan amanat secara tersirat pada puisi yang telah dituliskan, seharusnya siswa harus memperoleh bobot nilai sebesar 10 akan tetapi pada hasil data menunjukan rata-rata nilai siswa sebesar 6,48. Berdasarkan hasil penelitian berupa nilai yang telah diperoleh oleh siswa dari hasil kemampuan menulis puisi dengan tema persahabatan, terdapat 15 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM serta terdapat 12 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yang telah ditentukan. Dari hasil yang telah didapatkan, rata-rata nilai siswa berada pada angka 68,83 yaitu termasuk pada kategori cukup. didalam pembelajaran menulis puisi terdapat beberapa aspek penilaian yang sulit guna direalisasikan oleh siswa didalam proses menulis puisi, yaitu siswa masih kesulitan didalam menentukan diksi yang tepat didalam menulis puisi, ada beberapa siswa yang menuliskan puisi mirip dengan menuliskan cerpen. Yang kedua saat siswa menuliskan puisi siswa masih sulit merealisasikan gaya bahasa yang sesuai yang bisa memberi estetika didalam setiap kata didalam puisi sehingga penulisan dari beberapa siswa masih kurang menarik guna dibaca. Skor penilaian tertinggi terdapat didalam aspek tema dikarenakan siswa diberikan sebuah wacana agar siswa lebih mudah menemukan ide kata dari bacaan wacana yang telah diberikan serta skor nilai terendah terdapat pada aspek gaya bahasa serta diksi. Kendala lain yang dihadapi yakni pembelajaran dilakukan pada saat pandemi sehingga waktu yang diberikan oleh sekolah sangat singkat, interaksi antara guru serta siswa sangat kurang karena keterbatasan guna berinteraksi sehingga proses pembelajaran dilakukan secara apa adanya serta serba terbatas. Pembahasan Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bisa diperoleh data mengenai penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe CIRC yang dilakukan oleh guru didalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 kota Bengkulu. Hasil kemampuan menulis puisi diperoleh dari penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis ataupun CIRC dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan di kelas pada proses pembelajaran, telah mengikuti tahapan proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran CIRC dengan memakai empat fase yang dilakukan, yaitu 1 Orientasi, 2 organisasi serta pengenalan konsep, 3 publikasi, 4 penguatan serta refleksi. 1. Fase Orientasi Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru pada tahap orientasi sudah sesuai dengan makna tahap orientasi yang dikemukakan oleh shoimin 201453 bahwasanya pada fase orientasi guru membuka pembelajaran seperti pada umumnya, menyampaikan tujuan pembelajaran serta menyampaikan secara umum topic pembelajaran yang akan dipelajari. Secara khusus terdapat pada bagian kegiatan pendahuluan yaitu pertama apersepsi dimana guru mengaitkan materi dengan pengalaman siswa serta akhirnya siswa mendapatkan gambaran terhadap materi, kedua memberi motivasi kepada siswa agar mereka lebih semangat guna mengikuti pembelajaran karena pembelajaran menulis puisi yakni materi yang cukup sedikit diminati siswa, maka dari itu perlu adanya motivasi agar mereka tertarik guna mempelajari puisi, Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Pembelajaran… Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022 259ketiga memberi informasi terkait pembelajaran, tujuan pembelajaran serta kompetensi dasar agar siswa lebih memahami terkait dengan materi pembelajaran. 2. Fase Organisasi dan Pengenalan Konsep Fase organisasi yakni fase yang sangat penting didalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC karena pembelajaran kooperatif identik dengan pembelajaran berkelompok, pada fase organisasi serta pengenalan konsep masuk pada kegiatan inti, pelaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan yang dikemukakan oleh shoimin 201453 bahwa, pada fase ini guru membentuk siswa didalam beberapa kelompok kecil serta menginformasikan serta menjelaskan kepada siswa terkait konsep pembelajaran. Pada tahap awal yaitu siswa mengamati apa yang diarahkan oleh guru, arahan pertama guna membentuk menjadi beberapa kelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan oleh guru karena guru telah merancang serta mengamati sesuai dengan pembagian kelompok secara heterogen, pada proses pembagian kelompok terdapat kesulitan karena beberapa siswa meminta guna membagikan kelompok secara mandiri ataupun mengacu pada kedekatan antar siswa, akan tetapi karena waktu yang disediakan oleh sekolah sangat terbatas karena factor pandemi, guru tetap menekankan guna mengikuti pembelajaran sesuai arahan serta petunjuk serta pembagian kelompok berjalan dengan lancar. Kelompok dibagikan secara heterogen, artinya kemampuan antar siswa didalam satu kelompok berbeda-beda dengan tujuan agar siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi bisa mengajarkan kepada siswa yang tingkat pemahamannya rendah. Setelah pembagian kelompok siswa kembali mengamati prosedur pembelajaran selanjutnya, yaitu guru menyampaikan mekanisme pembelajaran sesuai dengan lembar petunjuk pembelajaran yang dibagikan oleh guru kepada masing-masing siswa. Petunjuk pertama siswa dibagikan lembar kerja siswa serta sebuah wacana dengan tema persahabatan. Pada tahap selanjutnya yaitu pengenalan konsep, pada kegiatan inti termasuk didalam kegiatan mengasosiasikan yaitu siswa diarahan guna masing-masing membaca secara saksama serta memahami setiap kata didalam wacana tersebut agar siswa bisa menghasilkan ide, gagasan pokok Kemudian saling memberitahukan informasi ataupun temuan yang dihasilkan didalam wacana sehingga dengan mudah bisa dituangkan menjadi sebuah tulisan yang indah berupa puisi. Meduaian guru kembali memfokuskan siswa pada petunjuk pembelajaran, terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan oleh siswa yaitu membuat puisi pada lembar pekerjaan siswa dengan menuliskan nama serta kelas guna mempermudah pendataan, kemudian guru menyampaikan kembali terkait materi yang dijelaskan terkait lima aspek yang harus ada didalam puisi yang akan dituliskan oleh siswa yaitu aspek tema, diksi, gaya bahasa, perasaan serta amanat. Pada kegiatan inti tahap setelah mengasosiasikan yakni guru memberi kesempatan kepada siswa guna bertanya terkait petunjuk pembelajaran, arahan diskusi didalam kelompok serta ada beberapa siswa yang menanyakan terkait lima aspek yang harus ada didalam puisi, kemudian guru dengan baik menjelaskan walau penjelasan yang disampaikan sangat singkat karena waktu yang sangat terbatas. Tahap selanjutnya pada kegiatan inti yaitu kegiatan mengumpulkan informasi, yaitu siswa kembali menggali informasi terkait lima aspek yang harus ada didalam puisi dengan cara menanyakan kepada peneliti ataupun guru secara satu persatu kemudian melanjutkan sesuai petunjuk pembelajaran yang diberikan. 3. Fase Publikasi Hijriatul Wahidah, Padi Utomo, Arono 260 Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022Pada tahap ini sudah sesuai dengan makna fase publikasi yang dikemukakan oleh shoimin 201453 bahwasanya Pada fase publikasi siswa menuliskan puisi sesuai petunjuk serta memakai aspek yang telah dipelajari pada tahap pemberian materi tentang puisi, pada tahap ini keadaan kelas mulai tidak kondusif dikarenakan siswa yang menanyakan ide kepada teman di sebelahnya serta saling mengunjungi kelompok lainnya. Pada tahap ini interaksi antar siswa sangat aktif, terlihat antar siswa saling memberi masukan walau ada beberapa siswa didalam satu kelompok yang masih sangat sulit memahami alur didalam membuat puisi. Setelah proses pembuatan puisi selesai siswa saling membacakan kepada teman sekelompok kemudian pada tahap akhir siswa membacakan hasil pekerjaannya dengan suara nyaring secara bergantian di tempat duduknya masing-masing. 4. Penguatan dan refleksi Pada fase ini sudah sesuai dengan makna fase penguatan serta refleksi yang dikemukakan oleh shoimin 201453 bahwasanya Pada fase ini guru mengarahkan siswa guna menyimpulkan dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, ada beberapa siswa yang kesulitan didalam memahami aspek gaya bahasa sehingga mereka masing sangat sulit menerapkan aspek gaya bahasa didalam menuliskan sebuah puisi. Pada tahap selanjutnya siswa diarahkan guna menyampaikan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada tahap pertama serta kedua, banyak dari siswa yang menyampaikan kesulitan didalam menuliskan puisi terutama didalam menemukan ide berupa gaya bahasa serta diksi karena waktu yang diberikan sangat singkat, jadi banyak siswa yang menyarankan guna menuliskannya dirumah ataupun memberi didalam bentuk pekerjaan rumah agar lebih fokus. Guru menyampaikan akan mencoba memaksimalkan terkait waktu serta akan melaksanakan pembelajaran dengan cara yang sama pada tahap selanjutnya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, hasil yang diperoleh dari proses pelaksanaan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif cooperative learning terpadu tipe membaca serta menulis/CIRC didalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Bengkulu, bisa disimpulkan bahwasanya Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis/ CIRC didalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 kota Bengkulu yang dilakukan oleh guru didalam pembelajaran menulis puisi sudah dilakukan sesuai dengan kurikulum 2013 pada KD dan serta dan Pelaksanaan model pembelajaran CIRC dilakukan didalam proses pembelajaran dengan empat fase pembelajaran yang terdapat didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Pada pertemuan pertama, dilakukan dengan menerapkan empat fase sesuai dengan penerapan model CIRC, pertama fase orientasi yaitu pada fase ini guru membuka pembelajaran dengan salam, doa, mengecek kehadiran siswa, memberi informasi serta motivasi kepada siswa, kedua fase organisasi serta pengenalan konsep, guru membagi siswa didalam beberapa kelompok serta menjelaskan mengenai petunjuk pembelajaran, ketiga fase publikasi, guru mengarahkan siswa guna menulis lima aspek yang terdaat didalam wacana mengacu pada yang diarahkan oleh guru, keempat fase penguatan serta refleksi yaitu guru menyimpulkan pembelajaran serta mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Pembelajaran… Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 62, 2022 261Materi yang difokuskan berupa pengertian, ciri-ciri serta unsur-unsur didalam puisi yang harus ada didalam puisi yang telah diajarkan pada empat fase pembelajaran, hal ini dilakukan agar siswa lebih paham mengenai cara menulis puisi dengan baik serta benar. Sedangkan pada pertemuan yang kedua siswa melakukan pembelajaran yang sama seperti pertemuan pertama yaitu melaksanakan empat fase didalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif membaca serta menulis/ CIRC, guru kembali menjelaskan materi secara umum kemudian guru menjelaskan mekanisme pembelajaran sesuai dengan petunjuk pembelajaran yang telah diberikan kemudian guru menugaskan siswa guna menuliskan teks puisi secara berkelompok akan tetapi menghasilkan karya perindividu oleh setiap siswa. Saran 1. Bagi Siswa Hendaknya siswa lebih banyak lagi membaca terkait materi menulis puisi, lebih banyak membaca contoh-contoh puisi kemudian siswa diharapkan lebih inisiatif didalam berlatih menulis puisi agar lebih mudah didalam menemukan ide yang menarik serta bisa mengembangkan imajinasi sehingga gaya bahasa yang dituliskan lebih bermakna. Keterampilan siswa didalam menemukan kosakata masih didalam kategori cukup maka dari itu diharapkan kepada siswa lebih giat didalam mengembangkan wawasan mengenai unsur-unsur pembangun didalam puisi serta cara menulis puisi dengan baik serta benar. 2. Bagi guru Berdasarkan penerapan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca serta menulis/CIRC pada pembelajaran menulis puisi, hendaknya guru lebih banyak memberi kepada siswa contoh-contoh puisi serta mengarahkan siswa guna terus berlatih membuat puisi agar terbiasa dan menghasilkan tulisan yang penuh makna serta memiki estetika sesuai yang diharapkan. DAFTAR RUJUKAN Suprojono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM. Surabaya Pustaka Pelaja Suprojono, Agus. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta Gramedia Pustaka Jaya. Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta PT Rineka cipta. Danim, Sudarwan. 2006. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung CV. Pustaka Setia. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung Pustaka Setia Hyland, K. 2013. Disciplinary Discourses Social Interactions in Academic Writing. University of Michigan Press. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pustaka Pelajar. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta PT Rineka ciptaS ArikuntoArikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT Rineka Pengajaran dan Pustaka PelajarMiftahul HudaHuda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pustaka Pelajar.
Namun sayangnya, membudayakan kegiatan membaca belum dianggap serius oleh sebagian besar masyarakat. Central Connecticut State University melakukan studi "Most Literate Nation in the World" pada Maret 2016 lalu. Hasilnya, Indonesia menempati posisi 60 dari 61 negara dalam hal minat membaca. Faktor yang menyebabkannya pun beragam, mulai
The purpose of this study is to describe the implementation of poetry reading literacy in elementary schools. The approach used is qualitative and quantitative. The subjects of this study were 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers and 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers. Based on the ability to read poetry obtained the average value of the results of the pre-test reading poetry evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah is and is in a pretty good qualification. Whereas the average results of the reading poetry reading the evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah after the training was and were in good qualifications. Thus it can be seen that the implementation of poetry reading literacy can improve the ability to read the poetry of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 65 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Literasi Membaca Puisi Guru SD Elfia Sukma1, Ritawaty Mahyuddin2, Zuryanty3, Ari Suriani4 1,2,3,4 Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Indonesia E-mail elfiasukma105 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan literasi membaca puisi di sekolah dasar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Berdasarkan kemampuan membaca puisidiperoleh nilai rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Sedangkan rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Dengan demikian terlihat bahwa pelaksanaan literasi membaca puisi dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah. Kata Kunci Literasi, Membaca, Puisi, SD READING POETRY LITERACY OF ELEMENTARY TEACHERS Abstract The purpose of this study is to describe the implementation of poetry reading literacy in elementary schools. The approach used is qualitative and quantitative. The subjects of this study were 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers and 22 Silaing Bawah Public Elementary School teachers. Based on the ability to read poetry obtained the average value of the results of the pre-test reading poetry evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah is and is in a pretty good qualification. Whereas the average results of the reading poetry reading the evaluation of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah after the training was and were in good qualifications. Thus it can be seen that the implementation of poetry reading literacy can improve the ability to read the poetry of the teachers of SD Negeri 07 Silaing Bawah and SD Negeri 08 Silaing Bawah. Keywords Literacy; Reading; Poetry; Elementary School JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 66 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. PENDAHULUAN Literasi dapat dipahami sebagai melek huruf, kemelekhurufan, mengenal tulisan, serta dapat membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Sulzby 1986 mengartikan literasi secara sempit, yaitu literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Grabe & Kaplan 1992 dan Graff 2006 yang mengartikan literacy sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis able to read and write. Secara umum UNESCO mendefenisikan literasi secara sederhana, yaitu kemampuan sesorang dalam menulis dan membaca. Berdasarkan penggunaannya, literasi adalah bentuk integrasi dari kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai sebuah kesatuan komunikasi, literasi dapat dianalogikan sebuah mata rantai antar keterampilan berbahasa yang tidak dapat dipisahkan Baynham, 1995. Begitu juga dengan literasi sastra, seperti literasi membaca puisi. Literasi membaca puisi dapat dimaknai sebagai kemampuan membaca di bidang sastra, khususnya puisi. Membaca puisi pada hakikatnya merupakan sebuah keterampilan membaca dengan objek karya sastra yaitu puisi. Literasi sangat penting bagi siswa karena keterampilan dalam literasi berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mereka dan kehidupannya. Keterampilan literasi yang baik akan membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan, maupun gambar/visual. Keterampilan literasi perlu dimiliki oleh setiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat, dan hal ini merupakan bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat. Salah satu literasi yang perlu dikuasai adalah literasi baca-tulis. Dengan memiliki kemampuan baca-tulis, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidupnya menjadi lebih baik. Terlebih lagi di era yang semakin modern yang ditandai dengan persaingan yang ketat dan pergerakan yang cepat. Kompetensi individu sangat diperlukan agar dapat bertahan hidup dengan baik. Salah satu lingkup literasi baca tulis adalah literasi membaca, khususnya literasi membaca puisi. Membaca merupakan kunci untuk mempelajari segala ilmu pengetahuan, termasuk informasi dan petunjuk sehari-hari yang berdampak besar bagi kehidupan. Membaca dapat memperluas pandangan dan membuka lebih banyak pilihan baik dalam hidup. Membaca memiliki tahapan. Tahapan membaca bagi seorang siswa sangat penting karena akan berpengaruh terhadap sikap membaca dan pandangannya terhadap bahan bacaan. Survei yang dilakukan oleh International Education Achievement IEA pada awal tahun 2000 menunjukkan bahwa kualitas membaca anak-anak Indonesia menduduki urutan ke-29 dari 31 negara yang diteliti di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Hal ini tentunya sangat menyedihkan karena membaca adalah hal penting yang harus JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 67 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. diminati siswa untuk mendukung proses belajarnya. Apabila seorang siswa dipaksa untuk belajar membaca dan ia belum memperoleh dasar keterampilan tersebut, maka dapat menyebabkan frustasi dan kehilangan rasa percaya dirinya dalam membaca. Oleh karena itu, guru harus memahami urutan yang tepat dalam keterampilan membaca sehingga siswa tidak akan merasa kesulitan dalam belajar membaca. Pembelajaran membaca, khususnya membaca puisi dapat memotivasi siswa dalam berkarya, berimajinasi, dan berfantasi tidak sekedar mengikuti guru tetapi menciptakan sendiri karya sastra. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran membaca puisi, yaitu guru, siswa, dan puisi. Minat siswa dalam membaca puisi ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyajikannya di sekolah. Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan dalam membaca puisi. Pembelajaran puisi adalah suatu proses pemberian materi dalam bentuk sebuah rangkaian tulisan yang memiliki makna konotatif, berbentuk simbol-simbol kata, serta diakhiri dengan cara-cara mengapresiasi dan pengekspresian puisi dengan baik. Di samping itu, tujuan pengajaran puisi adalah agar siswa dapat membacakan puisi dengan penuh ekspresif, imajinatif, dan memberikan daya tarik yang kuat bagi penonton sehingga puisi tidak lagi dibacakan dengan cara monoton. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rohana 2014 permasalahan dalam membaca puisi adalah guru masih menggunakan pengajaran yang kurang inovatif dan kreatif. Pengajaran yang kurang inovatif terlihat ketika guru menyampaikan materi membaca puisi masih kurang dalam mempraktikan dari segi artikulasi, vokal, irama, mimik, dan kinestik. Kemudian, pengajaran membaca puisi kurang kreatif. Hal ini terlihat ketika guru tidak mampu membangkitkan semangat siswa untuk memberikan penjiwaan terhadap karya sastra puisi yang dibacanya. Pengajaran sastra yang kurang inovatif dan kreatif, tampaknya perlu dipertimbangkan untuk diarahkan pada pembimbingan apresiasi sastra melalui pembacaan puisi. Dalam pembimbingan apresiasi membaca puisi inilah siswa dapat dilatih untuk peka terhadap nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam puisi. Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Marlinton 2014 menunjukkan bahwa guru kesulitan dalam mengajarkan membaca pusi diantaranya keberadaan pembelajaran puisi di sekolah harus diakui masih minim dan kurang menyenangkan bagi siswa. Kemampuan siswa dalam membaca puisi masih terasa dangkal dan kurangnya penjiwaan. Di sisi lain lemahnya pembelajaran puisi, karena peran guru yang kurang maksimal dalam mendemonstrasikan membaca puisi yang benar. Selain itu, guru yang kurang pandai dalam mendemonstrasikan pembacaan puisi yang menarik. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 68 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Permasalahan-permasalahan tersebut sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh guru-guru SD Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. Guru belum terampil dalam mengajarkan membaca puisi kepada siswa. Terlebih lagi membaca puisi merupakan salah satu bidang yang rutin dilombakan dalam ajang O2SN setiap tahunnya. Akibatnya, guru kesulitan membimbing siswa dalam membaca puisi dan belum ada siswa SD Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang yang berhasilkan memenangkan lomba O2SN tersebut. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu membawa siswanya untuk asyik membaca karya sastra dan tertarik untuk mendiskusikan bersama dengan teman-temannya. Dengan membaca sastra siswa berkesempatan untuk berkenalan langsung dengan karya sastra dan mengapresiasinya. Menurut Aminuddin 200452, idealnya pembelajaran sastra itu dapat memanfaatkan teks sastra sejalan dengan kekayaan isinya karena pembelajaran sastra bukan berorientasi pada hasil semata-mata. Lebih penting dari itu, dalam pembelajaran sastra guru juga melakukan pembinaan kegiatan membaca dan pembinaan apresiasi sastra, khususnya dalam membaca puisi. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Pendekatan dan metode yang ditawarkan untuk memecahkan masalah adalah dengan melaksanakan pelatihan secara menyeluruh teori dan praktik sehingga pemahaman dalam penerapan literasi membaca puisi dapat ditingkatkan dan diaplikasikan setelah tujuan ini dapat tercapai secara maksimal, maka metode yang dapat dilakukan adalah berupa proses dengan tahap-tahap berikut 1 Penulisan jobsheet yang memuat a Pentingnya Literasi, b Yang harus diperhatikan dalam membaca puisi, dan 3 Pelatihan literasi membaca puisi; 2 Penyajian materi sesuai dengan isi jobsheet yang dilakukan dengan metode a Ceramah untuk pemahaman pengertian, konsep membaca puisi yang baik dan benar; dan b Praktik latihan dengan bimbingan dalam membaca puisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian ini adalah berupa pelaksanaan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang. Kegiatan diawali dengan pengenalan dengan pihak sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pertemuan dengan kepala sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah untuk pemantapan jadwal pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD. Peserta pelatihan literasi JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 69 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. membaca puisi adalah guru-guru di SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah yang berjumlah 22 orang. Berdasarkan hasil pertemuan dengan kepala sekolah SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah, diputuskan bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD dilakukan tiga kali pertemuan, yaitu tanggal 14 September 2018, 25 Oktober 2018, dan 15 November 2018. Untuk mengukur kemampuan awal peserta dalam membaca puisi, maka dilakukan pre-test membaca puisi terlebih dahulu. Masing-masing peserta diminta untuk membaca puisi yang telah disediakan panitia. Berikut adalah hasil penilaian pre-test membaca puisi peserta sebelum pelatihan. Tabel 1. Hasil Penilaian Pre-Test Membaca Puisi Peserta Sebelum Pelatihan Keterangan P Penghayatan I Intonasi M Mimik Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Setelah dilaksanakan pre-test membaca puisi, kegiatan selanjutnya adalah menyajikan materi tentang pelatihan membaca puisi. Setelah semua materi disampaikan kepada peserta, maka dilakukan latihan membaca adalah hasil penilaian membaca puisi peserta setelah pelatihan. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 70 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Tabel 2. Hasil Penilaian Membaca Puisi Peserta Setelah Pelatihan Keterangan P Penghayatan I Intonasi M Mimik Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Penilaian Membaca Puisi Peserta JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 71 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata hasil nilai pre-test peserta adalah dan rata-rata hasil nilai membaca puisi setalah pelatihan adalah Dengan demikian terlihat bahwa kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah meningkat setelah dilaksanakan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi. PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan literasi membaca puisi mampu menggali potensi guru untuk menuangkan gagasannya dalam sebuah puisi. Melalui kegiatan literasi, guru tidak hanya mampu dan berani mengeksplorasi kemampuan mereka, tetapi guru juga dengan senang hati untuk melakukan kegiatan literasi membaca puisi Sari, 2016. Kesadaran literasi penting untuk ditumbuhkembangkan, karena dapat membuat siswa menjadi cerdas dalam melihat masalah dalam kehidupannya. Namun ketika perkembangan literasi tidak disokong oleh praktik dan lingkungan literasi yang ideal, maka guru akan mengalami dalam pelaksanaan kegiatan literasi, khususnya literasi membaca puisi. Dari segi praktik yang tidak sesuai dengan idealnya, seperti hasil belajar yang terfokus pada aspek keterampilan berbahasa belum berjalan semestinya, akan menimbulkan kesulitan pada siswa dalam pemerolehan literasi atau meningkatkan kemampuan literasinya. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memahami pelaksanaan kegiatan literasi tersebut.. Menurut Metiri 2003guru harus peka terhadap tujuh tanda literasi yang mulai muncul pada siswa, yaitu1 siswa melakukan aktivitas membaca buku, puisi, ataupun bernyanyi, 2 siswa menulis dan dapat membaca tulisannya walaupun tidak ada yang bisa membaca tulisannya, 3 siswa dapat menunjukkan apa yang ingin dibaca, 4 siswa telah mengenal kata dan huruf, 5 siswa mengenal beberapa kata konkret, nama mereka, nama teman, dan kata-kata yang disukai lainnya, 6 siswa mengenali intonasi kata, dan 7 siswa dapat menyebutkan huruf-huruf dan dapat menyebutkan kata yang dimulai dengan bunyi inisial. Ketika tujuh tanda literasi tersebut sudah dikenali dengan baik, maka guru dapat memaksimalkan usahanya dalam rangka menggiring siswa untuk memperoleh kemampuan literasinya. SIMPULAN Literasi dapat dipahami sebagai melek huruf, kemelekhurufan, mengenal tulisan, serta dapat membaca dan menulis. Literasi adalah kemampuan berbahasa seseorang JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 72 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Permasalahan dalam membaca puisi adalah guru masih menggunakan pengajaran yang kurang inovatif dan kreatif. Pengajaran yang kurang inovatif terlihat ketika guru menyampaikan materi membaca puisi masih kurang dalam mempraktikan dari segi artikulasi, vokal, irama, mimik, dan kinestik. Kemudian, pengajaran membaca puisi kurang kreatif. Hal ini terlihat ketika guru tidak mampu membangkitkan semangat siswa untuk memberikan penjiwaan terhadap karya sastra puisi yang dibacanya. Pengajaran sastra yang kurang inovatif dan kreatif, tampaknya perlu dipertimbangkan untuk diarahkan pada pembimbingan apresiasi sastra melalui pembacaan puisi. Dalam pembimbingan apresiasi membaca puisi inilah siswa dapat dilatih untuk peka terhadap nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam puisi. Solusi yang ditawarkan adalah diadakannya kegiatan pelatihan literasi membaca puisi bagi guru-guru SD kecamatan Padang Panjang Barat kota Padang Panjang. Pelaksanaan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi dilakukan tiga kali petemuan, yaitu tanggal 14 September 2018, 25 Oktober 2018, dan 15 November 2018. Kegiatan dilakanakan di SD Negeri 07 Silaing Bawah Kecamatan Padang Panjang Barat Kota Padang Panjang. Untuk mengukur kemampuan awal peserta dalam membaca puisi, maka dilakukan pre-test membaca puisi terlebih dahulu. Masing-masing peserta diminta untuk membaca puisi yang telah disediakan panitia. Rata-rata hasil penilaian pre-test membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah adalah dan berada pada kualifikasi cukup baik. Sedangkan rata-rata hasil penilaian membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah setelah pelatihan adalah dan berada pada kualifikasi baik. Dengan demikian terlihat bahwa kemampuan membaca puisi guru-guru SD Negeri 07 Silaing Bawah dan SD Negeri 08 Silaing Bawah meningkat setelah dilaksanakan kegiatan pelatihan literasi membaca puisi. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Aglesindo. Baynham, Mike. 1995. Literacy Practices Investigation Literacyin Social Context. United Kingdom Longman Group Limited. Grabe, W. & Kaplan R. Eds. 1992. Introduction to Applied Linguistics. New York AddisonWesley Publishing Company. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR P-ISSN. 2622-5069, E-ISSN. 2579-3403 Volume 3, Nomor 1, Juli 2019 Available online at 73 This work is licensed under a Creative Commons Attribution International License. Graff, Harvey J. 2006 Literacy. Microsoft Encarta [DVD]. Redmond, WA MicrosoftCorporation. Marlinton, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN 56Sidik Diakses 4 Februari 2018 Metiri Group. 2003. Engauge 21stCentury Skills Literacy in the Digital and Metiri Group Illinois and California. Rohana. 2014. Implementasi Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha. Volume Vol 2 No 1. Ryan, Lylod R. 1993. UsingPictures in Teaching Art and Other Stuff. Diunduh dari pada bulan Mei 2016. Sari, E. S. 2016. Mengoptimalkan Kembali Literasi Sastra di Perguruan Tinggi Perlukah. Yogyakarta KNBS III. Supriyadi, dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta Depdikbud. Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta Depdikbud. PROFIL SINGKAT Elfia Sukma adalah dosen PGSD FIP UNP pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Lahir di Bukittinggi, 22 Mei 1963. Menempuh S1 di IKIP Padang jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia tamat pada tahun 1986 dan melanjutkan S2 di Universitas Negeri Malang jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan tamat pada tahun 2006. ... Especially in an increasingly modern era marked by intense competition and fast movement. Individual competence is needed to survive well Suciawati, 2018;Sukma et al., 2019. Based on this information, improving the reading literacy of Indonesian students is needed the effort to achieve this goal. ...Fitri Andriani SetyowatiKristianiTri MurwaningsihThe low reading literacy of Indonesian students is still a problem in the world of education in Indonesia. Testing the feasibility of reading literacy instruments and testing the effectiveness of visual picture economics textbook based on problem-based learning in improving reading literacy skills are the objectives of this study. This type of study is quasi-experimental, with a sample of 62 students divided into classes XI IPS1 and XI IPS2. The samples in this study used the cluster random sampling method. The data taken from this study used various techniques including 1 interviews, 2 observations, 3 questionnaires, and 4 questions. Data analysis uses several techniques including 1 quantitative descriptive analysis, 2 Inferential statistical analysis was preceded by a prerequisite test consisting of a normality test and a homogeneity test followed by a t-test, and 3 hypothesis testing. The results showed that the reading literacy instrument was declared feasible and valid, and the research data were normally distributed and homogeneous. In addition, based on the t-test, the results showed that H0 was rejected and H1 was accepted, which means that there is a difference in the level of students' reading literacy skills between using visual picture economics textbook based on problem-based learning and conventional economics textbooks. In the experimental class, the average reading literacy level was and in the control class. Based on these results, the use of an economic textbook with visual images based on problem-based learning is more effective in improving reading literacy compared to using conventional economics textbooks. This research implies increasing reading literacy skills by utilizing visual picture economics textbook based on problem-based learning. Wayan - ArtikaPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan komunitas sastra Indonesia di media sosial, serta kaitannya dengan kegiatan literasi di sekolah. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah komunitas sastra digital di internet dalam platform media sosial. Data dikumpulkan dengan metode perambahan digital. Untuk mengumpulkan data, maka digunakan teknik baca dan kutip yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif melalui tahap deskripsi, komparasi, identifikasi, klasifikasi, dan reduksi. Simpulan penelitian diambil secara deduktif. Berdasarkan analisi data, komunitas sastra di media sosial lahir karena kemajuan teknologi internet. Komunitas sastra media sosial tidak dipengaruhi oleh faktor geografi, yang mana merupakan salah satu ciri komunitas sastra sepanjang periode sejarah ketika internet belum ada. Contoh komunitas sastra media sosial yang terkenal adakan Fiksimini, Cerfet, dan KOPI. Komunitas sastra yang bersifat virtual memiliki persoalan kesolidan antaranggota yang kurang. Berdasarkan eksistensi dan jenis karyanya, keberadaan komunitas sastra di media sosial dapat membantu kegiatan literasi di sekolah, khususnya dalam fungsi sebagai sumber bacaan. Kata Kunci Komunitas Sastra, Literasi, Media Sosial, SekolahElfia SukmaT IndrawatiAri SurianiThe purpose of sending it to the community is to train teachers in using early grade literacy media in elementary schools. The method used in the form of training to teachers in using media literacy. Participants in the service are 18 Air Tawar Selatan elementary school teachers and 25 Air Tawar Selatan public elementary schools, 22 Koto Tangah District Padang City. Based on the training results it can be seen that the average score of the pre-test participants was and the average value of reading poetry after the training was Thus it can be seen that the ability of 18 Air Tawar Selatan public elementary school teachers and 25 Air Tawar Selatan public elementary school Koto Tangah District, Padang City have improved after the training in the use of early grade literacy Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN 56SidikDkk MarlintonMarlinton, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Menggunakan Strategi Pemodelandi Kelas II SDN a/publications/215405-peningk Diakses 4 Februari 2018Engauge 21 st Century Skills Literacy in the Digital AgeMetiri GroupMetiri Group. 2003. Engauge 21 st Century Skills Literacy in the Digital and Metiri Group Illinois and Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaRohanaRohana. 2014. Implementasi Pembelajaran Apresiatif Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII B1 SMP Negeri 6 Singaraja. e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha. Volume Vol 2 No in Teaching Art and Other StuffLylod R RyanRyan, Lylod R. 1993. UsingPictures in Teaching Art and Other Stuff. Diunduh dari h/vol2/ pada bulan Mei Bahasa Indonesia 2. Jakarta DepdikbudDkk SupriyadiSupriyadi, dkk. 1994. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas RendahDarmiyati ZuchdiDan BudiasihZuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta Depdikbud.
Darirangkaian kegiatan acara peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, biasanya ada kegiatan tilawah, ceramah, dan membaca puisi. Bagi Anda yang ingin membuat puisi untuk maulid nabi, mari simak referensi puisi tentang maulid nabi berikut ini. Pada tahap ini, Anda perlu memahami isi puisi, termasuk dari simbol atau lambang yang tertera pada Metodedan teknik pembacaan puisi mencakup pengaturan ekspresi/ mimik wajah, gerak tubuh (gesture), dan aspek suara (jeda, lafal, intonasi, dan tekanan). Artikel ini bisa menjawab pertanyaan para pembaca terkait: 1. Cara membaca puisi yang baik. 2. Membaca puisi harus memperhatikan hal-hal tertentu. 3. Cara membaca tanpa mebggunakan teks. 4.
Mengingatkegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara keras, kegiatan membaca seperti ini sejalan dengan membaca teks secara lisan, yang berlawanan dengan membaca teks dalam hati. Berikut prinsip yang harus diperhatikan saat membaca ekspresif sebuah puisi: (a) Volume suara adalah derajat keras atau lemahnya suara pada saat kalian membaca
CaraMembaca Puisi Tanpa Menggunakan Teks dan Kelebihannya. Dalam kajian ilmu sastra kita mengenal berbagai macam karya sastra yang dibuat dengan ketentuan khusus di dalamnya, salah satunya adalah karya sastra berupa puisi. Puisi merupakan bentuk karya sastra yang disusun dengan diksi dan prosa khusus. Umumnya puisi berisi ungkapan pesan
Membacapuisi (poetry reading) pada hakikatnya merupakan suatu usaha menyampaikan puisi kepada pendengar atau hadirin dengan cara yang setepat-tepatnya (sesuai dengan tuntutan puisi itu sendiri) untuk membawakan seluruh nilai-nilai puisi tersebut sesuai dengan yang dimaksudkan penyairnya (Suharianto 1982: 46). .
  • 087ql0af45.pages.dev/750
  • 087ql0af45.pages.dev/114
  • 087ql0af45.pages.dev/296
  • 087ql0af45.pages.dev/661
  • 087ql0af45.pages.dev/694
  • 087ql0af45.pages.dev/30
  • 087ql0af45.pages.dev/709
  • 087ql0af45.pages.dev/384
  • membaca puisi termasuk kegiatan membaca